Mengapa Orang Sering 'Berbicara Aneh' Sebelum Meninggal? Ini Penjelasan Ilmiahnya
- Freepik
Salah satu penjelasan paling umum secara medis terkait fenomenta tersebut adalah delirium terminal, yaitu kondisi perubahan kesadaran akut yang muncul di hari atau jam-jam terakhir kehidupan seseorang.
Menurut jurnal Palliative Medicine oleh Lawlor et al. (2000), sekitar 85 persen pasien dalam fase terminal mengalami delirium dalam berbagai bentuk. Delirium terminal ditandai dengan:
Kebingungan berat: Pasien tampak bingung akan waktu, tempat, atau bahkan siapa dirinya.
-
Ucapan kacau atau tidak masuk akal: Mereka mungkin berbicara tentang pengalaman masa lalu, mengulang-ulang kalimat, atau menyebut nama orang yang tidak ada di ruangan.
Halusinasi: Terutama halusinasi visual atau auditori, seperti melihat orang yang sudah meninggal.
-
Perubahan emosi cepat: Dari tenang ke gelisah dalam hitungan menit.
Fluktuasi kesadaran: Kadang pasien tampak sadar, lalu kembali tidak responsif dalam waktu singkat
Delirium terminal bukanlah kegilaan, melainkan tanda tubuh dan otak mulai gagal berfungsi. Meskipun menakutkan bagi keluarga, kondisi ini merupakan bagian dari proses tubuh menuju kematian. Beberapa mekanisme utama yang menyebabkan delirium terminal antara lain:
1. Penurunan Fungsi Organ Vital
Saat jantung melemah dan aliran darah melambat, suplai oksigen ke otak menurun drastis. Ini menyebabkan hipoksia serebral—keadaan kekurangan oksigen di otak—yang mengacaukan fungsi normal neuron. Tanpa cukup oksigen, otak mulai ‘bermain sendiri’, menghasilkan ilusi dan kebingungan.
2. Ketidakseimbangan Elektrolit dan Dehidrasi