Konsumsi Kentang Bisa Mematikan? Ini Fakta Ilmiah yang Jarang Diketahui
- Pixaby
Lifestyle –Kentang telah lama menjadi makanan pokok di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, kentang sering diolah menjadi perkedel, sup, atau pengganti nasi sementara di negara Barat, kentang hadir dalam bentuk mashed potato, kentang goreng, hingga panggang. Rasanya lezat, kandungan gizinya tinggi, dan mudah ditemukan.
Namun, di balik popularitasnya, ada sisi gelap dari kentang yang tak banyak diketahui orang. Dalam kondisi tertentu, kentang dapat menjadi racun bagi tubuh. Bahkan, kasus kematian akibat konsumsi kentang yang tidak layak makan pernah tercatat secara medis. Fakta ini bukan untuk menakut-nakuti, tapi sebagai peringatan bahwa bahan makanan alami pun dapat membahayakan jika kita abai terhadap cara penyimpanan dan pengolahannya.
Artikel ini akan mengulas fakta ilmiah yang jarang diketahui tentang bahaya kentang, termasuk zat beracunnya, gejala keracunan, hingga cara aman mengonsumsinya.
Sebelum membahas bahaya kentang, mari kita lihat dulu nilai gizi dari kentang. Kentang merupakan sumber karbohidrat kompleks yang rendah lemak dan kaya vitamin serta mineral. Dalam satu buah kentang ukuran sedang (sekitar 150 gram), mengandung 27 gram karbohidrat, 3 gram protein, vitamin C (28 persen dari kebutuhan harian) serta mengandung kalium, vitamin B6, zat besi, magnesium, dan serat.
Selain itu, kentang juga mengandung antioksidan seperti flavonoid dan karotenoid, yang mendukung kesehatan jantung dan kekebalan tubuh. Namun, meskipun bergizi, kentang tetap harus dikonsumsi dengan cara yang tepat. Kesalahan dalam penyimpanan atau pengolahan bisa memicu munculnya racun alami yang sangat berbahaya.
Lantas apa yang membuat kentang bisa membahayakan jika dikonsumsi? Ternyata ini berkaitan dengan solanine, racun alami yang ada di kentang. Bagaimana mekanismenya?
Solanin: Racun Alami dalam Kentang
Kentang berasal dari keluarga Solanaceae, kelompok tanaman yang juga mencakup tomat dan terong. Tanaman dalam keluarga ini secara alami memproduksi senyawa pelindung yang disebut glikoalkaloid, dan salah satu yang paling dikenal adalah solanin.
Menurut ahli toksikologi klinis dari University of Southern California, Dr. Donald G. Barceloux, solanin berfungsi sebagai sistem pertahanan tanaman terhadap serangga, jamur, dan predator. Namun, bagi manusia, solanin bisa menjadi racun serius jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi. Solanin sendiri paling banyak ditemukan di:
- Kulit kentang
- Bagian hijau kentang akibat paparan cahaya
- Tunas atau mata kentang
- Kentang yang membusuk atau sudah lama disimpan
Menurut European Food Safety Authority (EFSA), batas aman konsumsi glikoalkaloid (termasuk solanin) adalah 1 mg per kilogram berat badan. Jika melebihi batas tersebut, risiko keracunan akan meningkat.
Apa yang Terjadi Saat Tubuh Terpapar Solanin?
Solanin bekerja dengan cara mengganggu fungsi sistem saraf pusat, merusak membran sel, serta mengganggu enzim yang berperan dalam sistem pencernaan. Gejala keracunan solanin bisa muncul dalam 8–12 jam setelah konsumsi dan meliputi:
- Mual, muntah, diare, sakit perut
- Pusing, halusinasi, kejang otot
- Penurunan suhu tubuh, napas melambat
- Dalam kasus parah: koma hingga kematian
Menurut, Dr. Merce Pineda Lucena pakar biomedik dari University of Valencia yang pernah meneliti struktur molekul solanin, senyawa ini bersifat stabil dan tidak mudah hilang hanya dengan pemanasan biasa.
Studi Kasus: Saat Kentang Benar-Benar Mematikan
Salah satu kasus terkenal terjadi di Inggris pada tahun 1979, ketika sebuah keluarga mengalami keracunan serius setelah mengonsumsi kentang yang sudah membusuk dan bertunas. Dua anak meninggal dunia akibat gejala neurologis yang parah. Penyelidikan menunjukkan tingginya kadar solanin dalam kentang yang dikonsumsi.
Di dalam laporan British Medical Journal (BMJ, 1985), juga disebutkan bahwa solanin menyebabkan keracunan sistemik dan memperburuk kondisi pasien dalam waktu singkat. Meskipun kasusnya langka, bahayanya tetap nyata.
Pada tahun 2013, konsultan toksikologi klinis di Guy’s and St Thomas’ Hospital, London, Dr. Paul Dargan menjelaskan dalam wawancara dengan BBC Health bahwa masyarakat umum cenderung meremehkan potensi racun dalam bahan pangan seperti kentang. Padahal, paparan ringan tetapi berulang juga bisa berdampak pada sistem pencernaan dan saraf.
Kapan Kentang Menjadi Berbahaya?
Tidak semua kentang berbahaya. Tapi kentang bisa jadi racun mematikan jika:
- Berwarna kehijauan: menandakan adanya klorofil dan peningkatan kadar solanin
- Bertunas: tunas atau “mata kentang” mengandung glikoalkaloid dalam kadar tinggi
- Disimpan terlalu lama: kentang tua cenderung memiliki kadar racun yang meningkat
- Berbau busuk atau terasa pahit: indikasi kuat bahwa kentang sudah tidak layak konsumsi
Profesor keamanan pangan dari University of Florida, Dr. Keith R. Schneider menegaskan bahwa kentang yang terasa pahit tidak boleh dimakan, karena rasa pahit bisa jadi indikator keberadaan solanin.
Bisakah Memasak Menghilangkan Solanin?
Sayangnya, tidak sepenuhnya. Solanin tidak larut air dan tahan panas, sehingga memasak kentang (baik direbus, digoreng, atau dipanggang) tidak secara efektif menghilangkan racunnya. Namun, beberapa tindakan bisa membantu menurunkan risiko:
- Mengupas kulit kentang (menghilangkan 30-80% solanin)
- Membuang bagian yang bertunas dan hijau
- Memasak dengan suhu tinggi dan durasi cukup lama
- Jangan makan kentang mentah
Cara Aman Mengonsumsi Kentang
Berikut tips sederhana namun penting untuk menjaga keamanan saat mengonsumsi kentang:
1. Pilih kentang yang segar
Hindari kentang yang terlihat kehijauan, lembek, atau memiliki banyak tunas.
2. Simpan di tempat sejuk, gelap, dan kering
Cahaya dan kelembaban bisa merangsang produksi solanin. Idealnya, simpan di suhu 7–10°C.
3. Jangan menyimpan kentang terlalu lama
Gunakan kentang dalam waktu 2–3 minggu setelah dibeli, terutama jika disimpan tanpa pendingin.
4. Cuci bersih dan kupas kulitnya
Kulit dan mata kentang adalah tempat solanin berkumpul.
5. Buang kentang yang berbau aneh
Jika kentang mengeluarkan bau tidak sedap, terasa pahit, atau teksturnya lembek, jangan dikonsumsi.
Kentang Tetap Aman Jika Kita Waspada
Kentang tetap menjadi sumber nutrisi yang sangat baik dan aman dikonsumsi jika dipilih, disimpan, dan diolah dengan benar. Namun, penting untuk mengetahui bahwa seperti banyak bahan pangan lain, kentang juga memiliki potensi risiko bila tidak ditangani secara tepat.
Solanin adalah racun alami yang bisa menyebabkan gejala serius bahkan kematian dalam kasus ekstrem. Walau kasusnya jarang, kewaspadaan adalah langkah terbaik untuk melindungi diri dan keluarga.
Sebagaimana dikatakan Dr. Dargan dari Guy’s Hospital, bahwa edukasi tentang keamanan pangan harus dimulai dari dapur kita sendiri. Bahkan makanan sehari-hari pun bisa berbahaya jika kita abai.
Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, silakan bagikan agar semakin banyak orang tahu bahwa kentang bukan sekadar karbohidrat lezat, tapi juga bahan pangan yang perlu diperlakukan dengan cermat.