Cara Gen Z Mengatasi Konflik Pasangan Setelah Punya Anak, Berhasil Damai?

Ilustrasi konflik pasangan
Sumber :
  • Freepik

Selain itu, waktu dan energi yang tersita untuk mengurus anak dapat mengurangi kesempatan untuk berkomunikasi dengan pasangan. Konflik juga muncul ketika salah satu pasangan merasa beban pengasuhan tidak terbagi secara adil. Peran ganda, khususnya bagi ibu yang juga bekerja, memicu rasa lelah emosional yang dapat memperburuk situasi.

7 Cara Gen Z Beralih dari FOMO ke JOMO demi Dompet Aman dan Mental Sehat

Tak jarang, tekanan dari media sosial turut memperumit keadaan. Banyak orang tua Gen Z membandingkan kehidupannya dengan pasangan lain yang tampak harmonis di Instagram atau TikTok, tanpa menyadari bahwa hal tersebut sering kali hanyalah representasi visual yang tidak menggambarkan kenyataan.

Cara Gen Z Mengelola Konflik Rumah Tangga Pasca Memiliki Anak

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung menahan atau mengabaikan konflik, Gen Z lebih terbuka dan reflektif dalam menghadapi permasalahan rumah tangga. Salah satu cara paling efektif yang mereka tempuh adalah komunikasi terbuka. Banyak pasangan Gen Z rutin melakukan diskusi mingguan untuk mengevaluasi peran masing-masing dalam pengasuhan dan rumah tangga.

Rahasia Frugal Living ala Gen Z, Kurangi Nongkrong Mahal, Investasi, dan Raup Cuan dari Hobi

Selain itu, konseling pasangan mulai menjadi pilihan populer. Gen Z tidak lagi menganggap terapi sebagai hal tabu, melainkan sebagai bentuk upaya sehat untuk menjaga keberlangsungan hubungan. Layanan konseling daring seperti Riliv, Ibunda, atau aplikasi kesehatan mental lainnya mempermudah akses ke bantuan profesional.

Praktik pengelolaan emosi juga menjadi bagian penting dari strategi mengatasi konflik. Teknik seperti mindfulness, journaling, serta meditasi mulai diterapkan, baik secara individu maupun bersama pasangan. Beberapa pasangan juga membuat kesepakatan waktu khusus—yang dikenal dengan istilah couple time—untuk memperkuat kembali koneksi emosional yang mungkin memudar setelah memiliki anak.

7 Ide Permainan Anak Sederhana di Rumah, Dukung Kreativitas dan Motorik

Pembagian peran yang lebih fleksibel dan adaptif juga menjadi kunci. Gen Z cenderung menghindari pembagian tugas tradisional yang kaku, dan lebih memilih pola kerja sama yang responsif terhadap kondisi masing-masing pasangan. Misalnya, jika satu pihak sedang mengalami kelelahan fisik, pasangan lainnya akan mengambil alih sebagian tugas, tanpa mempermasalahkan gender atau tanggung jawab konvensional.

Halaman Selanjutnya
img_title