Cara Gen Z Mengatasi Konflik Pasangan Setelah Punya Anak, Berhasil Damai?

Ilustrasi konflik pasangan
Sumber :
  • Freepik

Pendapat Ahli: Mengapa Konflik Pasangan Meningkat Setelah Punya Anak?

Bukan Cuma Jadi Content Creator, Ini 10 Lowongan Kerja Idaman Gen Z

Menurut psikolog keluarga, perubahan dinamika dalam rumah tangga pasca kelahiran anak adalah hal yang sangat wajar. Dijelaskan bahwa hadirnya anak bisa menimbulkan tekanan baru yang menguji kedewasaan emosional dan kemampuan komunikasi pasangan. 

Pada masa transisi menjadi orang tua, ekspektasi tinggi terhadap pasangan dan kelelahan yang konstan dapat memperbesar peluang konflik. Alih-alih menyalahkan pasangan saat terjadi konflik, orang tua muda perlu melatih empati dan berusaha memahami perspektif satu sama lain. Di sinilah komunikasi berperan penting, bukan hanya untuk menyampaikan isi hati, tetapi juga untuk membangun ruang aman dalam hubungan.

Peran Komunitas dan Sumber Daya Digital

Manfaat Wellness Tourism, Ini yang Paling Dibutuhkan Gen Z Jompo

Tren positif lainnya dari generasi Gen Z dalam mengelola konflik pasangan adalah keaktifan mereka dalam mengikuti komunitas parenting digital. Forum seperti The Asian Parent, Instagram Live edukatif, hingga grup Telegram yang membahas pengasuhan dan relasi keluarga menjadi tempat saling dukung yang sangat membantu.

Dengan pendekatan yang adaptif, sadar mental health, dan terbuka terhadap teknologi serta bantuan profesional, Gen Z menghadirkan wajah baru dalam dunia parenting dan dinamika rumah tangga. Mereka tidak hanya berusaha menjadi orang tua yang baik, tetapi juga pasangan yang tumbuh bersama dalam proses.

Ibu-ibu Wajib Tahu! Ini Panduan Memilih Skincare Aman untuk Anak ala Dinda Hauw