Patut Ditiru! Begini Cara Orang Tua di Korea Mengelola Screen Time Anak di Era Teknologi

Ilustrasi anak bermain media sosial
Sumber :
  • freepik

Lifestyle –Di era teknologi yang berkembang pesat, Korea Selatan menonjol sebagai salah satu negara dengan tingkat adopsi digital tertinggi, namun juga menghadapi tantangan dalam mengelola screen time anak. Dengan anak-anak semakin terpapar pada gadget untuk hiburan dan pembelajaran, parenting menjadi kunci untuk menciptakan keseimbangan antara manfaat teknologi dan kesejahteraan anak. 

Rindu Makanan Korea? Yuk Bikin Haemul Pajeon Sendiri Pakai Bahan Sederhana di Rumah

Pola asuh di Korea Selatan menawarkan pendekatan yang patut ditiru, menggabungkan aturan ketat, pengawasan aktif, dan edukasi digital untuk memastikan anak tidak terjebak dalam kecanduan layar. Artikel ini mengulas strategi parenting Korea dalam mengelola screen time, didukung oleh kebijakan pemerintah dan pandangan pakar, serta memberikan tips praktis untuk diterapkan di rumah.

Fenomena Screen Time di Kalangan Anak Korea Selatan

Menurut laporan Korea Internet & Security Agency (2024), anak-anak Korea Selatan menghabiskan rata-rata 3,5 jam per hari di depan layar untuk aktivitas non-akademik, seperti bermain game atau media sosial. Angka ini meningkat selama pandemi dan tetap tinggi seiring meluasnya akses ke smartphone. Screen time berlebihan dikaitkan dengan gangguan tidur, penurunan prestasi akademik, dan peningkatan kecemasan, terutama di kalangan remaja. 

Perbedaan Pola Asuh Nenek di Desa dan di Kota, Mana yang Lebih Efektif?

Dalam konteks budaya Korea, di mana tekanan akademik sudah tinggi karena ujian Suneung dan hagwon (bimbingan belajar), penggunaan teknologi untuk pembelajaran online seperti aplikasi EBS menambah kompleksitas tantangan parenting dalam mengelola waktu layar anak.

Mengapa Pengelolaan Screen Time Penting dalam Parenting?

Teknologi menawarkan manfaat besar dalam pola asuh, seperti akses ke sumber belajar interaktif dan pengembangan keterampilan digital. Namun, penggunaan yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kecanduan gadget, berkurangnya interaksi sosial, dan paparan konten yang tidak pantas. 

Kapan Harus Membatasi Peran Kakek-Nenek yang Jadi 'Pelindung' pada Anak

Penelitian dari Seoul National University (2023) menunjukkan bahwa anak dengan screen time lebih dari 4 jam per hari memiliki risiko 30% lebih tinggi mengalami masalah konsentrasi. Oleh karena itu, pengelolaan screen time menjadi elemen krusial dalam parenting untuk memastikan anak memanfaatkan teknologi secara produktif sambil menjaga kesehatan fisik dan mental mereka.

Strategi Parenting Korea dalam Mengelola Screen Time

Orang tua Korea menerapkan pola asuh yang terstruktur untuk mengelola screen time. Pertama, mereka menetapkan aturan berbasis waktu, seperti membatasi penggunaan gadget untuk hiburan hingga 1-2 jam per hari dan mematikan perangkat setelah pukul 20.00 untuk memastikan waktu istirahat yang cukup. 

Kedua, teknologi diarahkan untuk pembelajaran, dengan orang tua mengawasi penggunaan aplikasi edukasi seperti Khan Academy atau EBS, sambil memfilter konten hiburan. Ketiga, pendekatan keluarga diterapkan melalui waktu bebas gadget, seperti makan malam tanpa ponsel, untuk memperkuat ikatan emosional. Seorang ibu di Busan, misalnya, berbagi bahwa ia dan anaknya sepakat menggunakan timer untuk membatasi waktu bermain game, yang meningkatkan disiplin anak tanpa konflik.

Kebijakan dan Dukungan Pemerintah Korea Selatan

Pemerintah Korea Selatan mendukung upaya parenting melalui inisiatif seperti “Smartphone Overdependence Prevention Program,” yang diluncurkan pada 2022 untuk mendidik keluarga tentang penggunaan teknologi yang sehat. Program ini mencakup seminar untuk orang tua dan anak tentang literasi digital. 

Aplikasi seperti Green Dot dan Digital Wellbeing, yang memungkinkan pengaturan batas waktu layar, juga populer di kalangan keluarga. Sekolah-sekolah di Seoul menerapkan kurikulum literasi digital, mengajarkan anak tentang manajemen waktu layar. Menurut Kementerian Sains dan Teknologi Korea (2024), program ini telah mengurangi prevalensi kecanduan smartphone pada anak sebesar 15% dalam dua tahun terakhir.

Tantangan dalam Mengelola Screen Time

Meski strategis, pola asuh Korea menghadapi tantangan dalam mengelola screen time. Ketergantungan anak pada teknologi, baik untuk hiburan seperti game League of Legends maupun pembelajaran online, menyulitkan penerapan batasan. 

Kesibukan orang tua, terutama di kota besar seperti Seoul, juga mengurangi waktu untuk pengawasan konsisten. Solusi yang diterapkan meliputi penggunaan fitur parental control pada perangkat, seperti Samsung Kids Mode, dan edukasi anak tentang risiko screen time berlebihan melalui diskusi keluarga. Komunitas parenting lokal, seperti kelompok di Gangnam, sering mengadakan sesi berbagi strategi untuk mendukung orang tua.

Pandangan Pakar dan Alternatif Pendekatan

Psikolog anak, seperti Dr. Park Ji-hyun dari Yonsei University, menekankan pentingnya keseimbangan antara teknologi dan aktivitas offline dalam pola asuh. Ia merekomendasikan mengintegrasikan aktivitas fisik, seperti olahraga, dan kegiatan kreatif, seperti menggambar, untuk mengurangi ketergantungan pada gadget. Sebagai perbandingan, Prancis menerapkan larangan penggunaan smartphone di sekolah untuk anak di bawah usia 15 tahun, pendekatan yang lebih ketat dibandingkan Korea. 

Pakar juga menyarankan orang tua mengajarkan keterampilan manajemen waktu kepada anak, seperti menggunakan jadwal harian untuk menyeimbangkan belajar dan hiburan. Studi dari Korea Institute for Health and Social Affairs (2023) menunjukkan bahwa anak dengan screen time terkelola memiliki tingkat stres 20% lebih rendah.

Tips Praktis untuk Orang Tua

Dalam menerapkan pola asuh yang efektif, orang tua dapat menetapkan aturan screen time yang jelas dengan menggunakan timer atau aplikasi seperti Green Dot untuk memantau penggunaan gadget. Dorong aktivitas alternatif, seperti bermain di luar ruangan atau membaca buku, untuk mengalihkan perhatian anak dari layar. 

Edukasi anak tentang manfaat dan risiko teknologi melalui diskusi sederhana, misalnya menjelaskan pentingnya tidur cukup. Manfaatkan fitur parental control untuk memfilter konten dan membatasi akses ke aplikasi tertentu. Sesuaikan aturan dengan usia anak, misalnya memberikan waktu layar lebih fleksibel untuk remaja yang menggunakan teknologi untuk tugas sekolah, sambil tetap memantau keseimbangan.