Serupa Tapi Tak Sama: Mengurai Perbedaan Matcha dan Green Tea Menurut Para Ahli
- Pixabay/ Mirko Stodter
Lifestyle – Dalam beberapa tahun terakhir, minuman berbasis teh hijau, khususnya matcha, telah merajai kafe-kafe dan menjadi pilihan gaya hidup sehat. Namun, masih banyak yang menganggap matcha dan green tea (teh hijau biasa) adalah hal yang sama. Padahal, menurut para ahli, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang signifikan, mulai dari proses budidaya hingga kandungan nutrisinya.
Baik matcha maupun green tea sama-sama berasal dari tanaman teh Camellia sinensis. Inilah satu-satunya kesamaan keduanya. Selebihnya, perbedaan terletak pada cara penanaman, pengolahan, rasa, hingga profil nutrisinya.
1. Proses Penanaman: Kunci Perbedaan Utama
Inilah aspek paling krusial yang membedakan matcha dan green tea biasa:
Green Tea Biasa: Daun teh untuk green tea dipanen dari tanaman yang tumbuh di lahan terbuka dan terpapar sinar matahari langsung sepanjang masa pertumbuhannya.
Matcha: Sekitar 2-3 minggu sebelum panen, tanaman teh untuk matcha akan ditutup atau dipindahkan ke tempat yang teduh, jauh dari paparan sinar matahari langsung. Proses shading ini sangat penting karena:
Meningkatkan Klorofil: Kurangnya sinar matahari mendorong tanaman untuk memproduksi lebih banyak klorofil, yang bertanggung jawab atas warna hijau cerah pada matcha dan kandungan nutrisinya yang lebih tinggi.
Meningkatkan L-Theanine: Proses peneduhan juga meningkatkan konsentrasi asam amino L-theanine dalam daun teh. Senyawa inilah yang memberikan rasa manis gurih (umami) pada matcha dan juga berkontribusi pada efek relaksasi serta peningkatan fokus tanpa rasa gelisah seperti kafein murni.
2. Proses Pengolahan: Dari Daun Utuh hingga Bubuk Halus
Setelah dipanen, cara pengolahan keduanya juga sangat berbeda:
Green Tea Biasa: Daun teh hijau biasa setelah dipanen akan segera dipanaskan (dikukus atau dibakar di wajan) untuk menghentikan oksidasi, kemudian dikeringkan dan digulung. Hasilnya adalah daun teh kering utuh yang kemudian diseduh dengan air panas.
Matcha: Daun teh yang telah dipanen (disebut tencha) dikukus untuk menghentikan fermentasi, dikeringkan, lalu batang dan urat daunnya dibuang. Daun teh kering murni ini kemudian digiling secara perlahan menggunakan penggiling batu tradisional hingga menjadi bubuk halus seperti tepung.
3. Bentuk dan Cara Konsumsi
Perbedaan proses pengolahan tentu menghasilkan bentuk akhir dan cara konsumsi yang berbeda:
Green Tea Biasa: Disajikan dalam bentuk daun kering yang diseduh dengan air panas, lalu daunnya disaring sebelum diminum. Artinya, hanya ekstrak nutrisi yang larut dalam air yang kita konsumsi.
Matcha: Berbentuk bubuk halus yang dilarutkan dan dikocok (biasanya dengan alat bambu chasen) langsung dengan air panas. Ini berarti, saat Anda mengonsumsi matcha, Anda sebenarnya mengonsumsi seluruh daun teh yang telah dihaluskan.
4. Profil Rasa dan Aroma
Para penikmat teh akan segera mengenali perbedaannya:
Green Tea Biasa: Cenderung memiliki rasa yang lebih ringan, segar, sedikit pahit atau sepat (astringent), dengan aroma khas dedaunan atau rumput laut, tergantung jenisnya.
Matcha: Memiliki rasa yang lebih kuat, kaya, dan kompleks. Rasanya manis gurih (umami) berkat L-theanine, dengan sedikit sentuhan pahit yang lembut dan aroma khas yang unik. Teksturnya juga lebih kental dan berbusa saat disajikan.
5. Kandungan Nutrisi: Matcha Unggul Konsentrasinya
Karena Anda mengonsumsi seluruh daun teh dalam matcha, konsentrasi nutrisinya cenderung jauh lebih tinggi daripada green tea biasa. Menurut penelitian dan para ahli gizi:
Antioksidan (Katekin, terutama EGCG): Matcha memiliki konsentrasi antioksidan, khususnya EGCG, yang jauh lebih tinggi (bisa 5 hingga 137 kali lipat lebih banyak) dibandingkan green tea biasa. Antioksidan ini penting untuk melindungi sel dari kerusakan radikal bebas, mendukung metabolisme, dan berpotensi mencegah penyakit kronis.
L-Theanine: Kandungan L-theanine dalam matcha lebih tinggi karena proses peneduhan. Asam amino ini tidak hanya memberikan rasa umami, tetapi juga efek menenangkan, meningkatkan fokus dan memori, serta mengurangi efek samping kafein.
Kafein: Matcha umumnya mengandung kafein lebih tinggi daripada green tea biasa (sekitar 38-89 mg per cangkir matcha vs 23-49 mg per cangkir green tea). Namun, berkat adanya L-theanine, penyerapan kafein di tubuh menjadi lebih lambat dan efeknya lebih stabil, menghindari "jolt" atau rasa gelisah yang sering dirasakan dari kopi.
Klorofil: Kandungan klorofil lebih tinggi pada matcha memberikan warna hijau cerah dan memiliki manfaat detoksifikasi.
Vitamin & Mineral: Matcha juga kaya akan vitamin (A, C, E, K) dan mineral (kalsium, kromium, magnesium, seng) dalam jumlah yang lebih tinggi.
Baik matcha maupun green tea sama-sama menawarkan manfaat kesehatan yang luar biasa berkat kandungan antioksidan dan nutrisinya. Namun, jika Anda mencari konsentrasi nutrisi yang lebih tinggi, manfaat yang lebih intens (misalnya untuk fokus atau boost energi sebelum olahraga), dan pengalaman rasa yang lebih kaya, matcha adalah pilihan yang unggul. Sementara itu, green tea tetap menjadi minuman sehari-hari yang menyegarkan dengan manfaat kesehatan yang tetap signifikan, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap kafein tinggi.
Pada akhirnya, pilihan kembali pada selera dan kebutuhan pribadi Anda. Yang terpenting adalah mengonsumsi teh hijau dalam bentuk apa pun secara rutin untuk mendapatkan manfaat kesehatannya.