Selingkuh Bukan Soal Penampilan, Lantas Apa yang Dicari Sebenarnya?

Ilustrasi selingkuh
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle

Dulu Selingkuh, Sekarang Mau Nikah, Masih Layakkah Dijadikan Suami?

Kita sering membayangkan bahwa penampilan menarik, perhatian penuh, dan hubungan yang tampaknya ideal cukup untuk menjaga kesetiaan pasangan. Namun, kenyataan berkata lain. Tak sedikit cerita menyakitkan dari mereka yang telah memberi segalanya, waktu, cinta, bahkan pengorbanan, namun tetap dikhianati. Selingkuh tetap terjadi, bahkan ketika pasangan terlihat bahagia.

 

Pria Pernah Selingkuh, Masih Bisa Tobat dan Setia?

Ironisnya, banyak orang yang diselingkuhi merasa gagal, bertanya-tanya, “Kurang apa aku?” Mereka berasumsi bahwa ada sesuatu yang salah pada fisik atau perilaku mereka. Namun faktanya, menurut para psikolog dan terapis hubungan, perselingkuhan sering kali bukan soal penampilan. Ini bukan tentang siapa yang lebih cantik, lebih tampan, atau lebih seksi. Ini tentang sesuatu yang lebih dalam sesuatu yang tidak selalu terlihat.

 

Apakah Kebiasaan Selingkuh Bisa Menurun ke Anak? Orang Tua Harus Tahu Hal Ini

Artikel ini akan membongkar lapisan terdalam dari alasan orang berselingkuh. Sehingga kita akan memahami bahwa kebutuhan emosional yang tak terpenuhi sering kali menjadi pemicu utama terjadinya infidelity, bahkan dalam hubungan yang tampak sempurna.

 

Pertama terkait dengan alasan utama seseorang berselingkuh. Profesor psikologi di University of Rochester Dr. Harry Reis, mengungkap bahwa alasan utama seseorang berselingkuh bukan karena mereka tidak puas dengan fisik pasangannya, tetapi karena mereka merasa tidak terlihat atau tidak dipahami secara emosional.

 

"We thrive on emotional connection. When we feel unseen or disconnected, we start searching for it elsewhere (Kita berkembang karena adanya koneksi emosional. Ketika kita merasa tidak terlihat atau terputus secara emosional, kita mulai mencarinya di tempat lain," kata Dr. Harry Reis.

 

Halaman Selanjutnya
img_title