Pasien Kanker Anak Terus Meningkat, Ini Dukungan yang Sangat Dibutuhkan
- Freepik
Lifestyle – Kasus kanker anak di Indonesia menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya, menjadi perhatian serius bagi dunia kesehatan. Meskipun data spesifik fluktuasi kasus bervariasi, secara umum, kanker pada anak seperti Leukemia (kanker darah) dan Retinoblastoma (kanker mata) seringkali mendominasi. Kenaikan jumlah pasien ini, terutama di rumah sakit rujukan nasional, menunjukkan adanya kebutuhan mendesak akan dukungan yang komprehensif bagi para pasien cilik dan keluarga mereka.
Kenaikan jumlah pasien kanker anak terlihat jelas di pusat-pusat rujukan. Seperti halnya peningkatan jumlah pasien anak di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita.
"Kalau pasien secara umum anak-anak memang selalu, itu pasti ada peningkatan. Karena kita itu kan adalah pusat rujukan nasional ibu dan anak," ujar Direktur Perencanaan dan Keuangan RSAB, Nola Juasnita Bermawi, SE, saat ditemui di acara Brothercare, di RSAB Harapan Bunda Jakarta Barat, Kamis 2 Oktober 2025.
"Jadi, kita itu di sini kan memberikan layanan-layanan, baik layanan umum dengan dokter-dokter spesialis, di mana mungkin kasus-kasusnya itu kalau di rumah sakit, misalnya di daerah atau yang artinya kelasnya di bawah RSAB gitu, yang merujuk ke kita itu mungkin sudah tidak bisa ditangani lagi," lanjut Nola.
Ia memperkirakan kenaikan total pasien per tahun berada di kisaran 5 hingga 10 persen.
Perjuangan melawan kanker anak tidak hanya soal penanganan medis, tetapi juga tentang dukungan finansial dan psikologis. Sebagian besar pasien di rumah sakit rujukan merupakan peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), namun masih banyak kebutuhan yang tidak ter-cover sepenuhnya.
"70% dari pasien kita di sini adalah pasien DPJS. Jadi memang banyak yang dirujuk dari daerah-daerah," ungkap Nola.
Ia menyoroti celah dukungan yang dibutuhkan keluarga pasien.
"Artinya mungkin mereka membutuhkan misalnya dana untuk pengobatan itu sendiri. Karena kan kadang-kadang ada kebutuhan, pengobatannya tanggung BPJS tapi ada hal-hal lain yang misalnya dari sisi hidupnya dan lain-lain gitu ya, itu yang tidak ditanggung," paparnya
Selain dukungan materi, aspek mentalitas anak-anak pasien kanker juga menjadi fokus utama. Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk merasa normal, meskipun berada di tengah-tengah pengobatan yang berat.
"Satu lagi adalah dari sisi mentalitas dari teman-teman itu. Kesempatan mereka merasakan juga anak-anak itu, apa yang dirasakan oleh anak-anak sehat yang ada di luar," tambahnya.
BrotherCare
- VIVA/Rizkya Fajarani Bahar
Dukungan ini mencakup upaya untuk memastikan mereka tetap mendapatkan pendidikan, memiliki ruang untuk bermain, dan mendapatkan pendampingan psikologis agar tidak merasa terisolasi atau kehilangan semangat hidup.
Peningkatan kasus kanker anak menuntut lebih dari sekadar fasilitas medis; ia membutuhkan sistem dukungan yang holistik—meliputi bantuan finansial untuk biaya hidup pendukung, serta pendampingan mental agar para pejuang cilik ini dapat menjalani pengobatan dengan semangat dan harapan yang utuh.
Ikatan Alumni SMA Pangudi Luhur (IKA PL) kembali menunjukkan kepeduliannya lewat kegiatan sosial bertajuk BrotherCare, yang digelar di RSAB Harapan Kita, Jakarta.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Road to Lustrum XII SMA Pangudi Luhur yang puncaknya akan berlangsung pada 15 November 2025.
Kegiatan BrotherCare diinisiasi oleh dua komunitas alumni Pangudi Luhur: BroDocs (komunitas para ahli kesehatan) dan PL E-Sports (komunitas pecinta game online).