Jangan Hanya Lihat TimBangan! Ini Cara Menentukan Berat Ideal yang Sesuai Tinggi dan Sehat
- Freepik
Lifestyle –Banyak orang bingung menentukan berapa berat badan ideal sesuai tinggi badan mereka. Selama ini, Body Mass Index (BMI) sering digunakan sebagai ukuran standar. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa BMI tidak memberi gambaran lengkap tentang kesehatan.
Indeks ini tidak membedakan antara otot dan lemak, serta tidak mempertimbangkan distribusi lemak tubuh, padahal faktor ini penting untuk risiko kardiovaskular dan metabolik. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang kesehatan, perhatikan indikator lain seperti lingkar pinggang, persentase lemak tubuh, dan tingkat kebugaran secara keseluruhan.
BMI dan Keterbatasannya
Melansir laman Times of India, BMI dihitung dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Meskipun memberikan gambaran cepat tentang status berat badan, BMI tidak membedakan antara otot dan lemak.
Hal ini membuat atlet atau orang berotot tampak kelebihan berat badan meskipun kadar lemak tubuhnya rendah. Sebaliknya, seseorang dengan BMI normal bisa memiliki lemak perut berlebih yang meningkatkan risiko kesehatan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengandalkan BMI saja bisa melewatkan risiko penting seperti penyakit jantung, diabetes, dan kondisi metabolik lainnya. Para ahli menyarankan agar BMI digunakan sebagai salah satu alat, bukan indikator tunggal. Menambahkan faktor lain seperti lingkar pinggang, tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah memberikan gambaran kesehatan yang lebih lengkap.
Alternatif Cara Menentukan Berat Ideal
Para ahli kini menyarankan untuk mengombinasikan BMI dengan ukuran lain untuk mendapatkan gambaran kesehatan yang lebih jelas:
- Lingkar pinggang: Mengidentifikasi lemak perut yang berhubungan erat dengan penyakit jantung dan diabetes.
- Rasio pinggang-pinggul: Perbandingan lingkar pinggang dan pinggul menunjukkan distribusi lemak tubuh. Rasio tinggi dapat menandakan risiko kesehatan lebih besar.
- Persentase lemak tubuh: Alat seperti kaliper lipatan kulit, pemindaian DEXA, atau bioelectrical impedance dapat memberi gambaran lebih akurat tentang komposisi tubuh.
- Body Shape Index (ABSI): Metode baru yang menggabungkan lingkar pinggang dan BMI untuk memprediksi risiko kesehatan terkait obesitas lebih baik.
Dengan mengombinasikan ukuran-ukuran ini, seseorang dapat membuat keputusan lebih tepat terkait kesehatan, daripada hanya mengandalkan berat badan di timbangan.
Rentang Berat Ideal Berdasarkan Tinggi Badan
Walaupun faktor genetik dan gaya hidup berperan, rentang berat umum berdasarkan tinggi badan bisa dijadikan acuan awal:
- 157 cm (5'2"): 47–61 kg
- 167 cm (5'6"): 53–68 kg
- 178 cm (5'10"): 60–79 kg
Rentang ini berasal dari perhitungan BMI, tetapi sebaiknya disesuaikan dengan massa otot, komposisi tubuh, dan indikator kesehatan lainnya.
Faktor Gaya Hidup yang Mempengaruhi Berat Ideal
- Pola makan: Diet seimbang dengan protein, serat, dan lemak sehat mendukung keseimbangan otot dan lemak.
- Olahraga: Aktivitas fisik teratur menjaga metabolisme dan komposisi tubuh sehat.
- Tidur dan manajemen stres: Kurang tidur atau stres dapat memicu kenaikan berat badan atau menghambat penurunan berat badan.
- Hormon dan genetika: Perubahan hormon, resistensi insulin, dan metabolisme tubuh memengaruhi berat badan ideal, sehingga pendekatan satu ukuran untuk semua tidak efektif.
Memahami kebutuhan unik tubuh sangat penting untuk menentukan berat yang benar-benar sehat.
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Profesional
Jika ragu dengan berat ideal Anda, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dianjurkan. Profesional dapat menilai komposisi tubuh, meninjau kebiasaan hidup, dan memberikan panduan personal untuk mencapai dan mempertahankan berat sehat.
Pendekatan yang dipersonalisasi ini membantu:
- Menetapkan tujuan realistis
- Mendukung kesuksesan jangka panjang
- Menangani masalah kesehatan yang mendasari
- Membangun kebiasaan berkelanjutan untuk kesejahteraan secara keseluruhan