Kepala Terasa Kesemutan? Ini Penyebab Medis yang Perlu Kamu Waspadai
- Pixaby
Lifestyle –Pernah merasakan sensasi kesemutan di kepala seperti geli, kebas, atau seperti ditusuk jarum kecil? Walaupun terdengar tidak biasa, kondisi ini ternyata cukup sering terjadi. Banyak orang mengalami kepala terasa kesemutan secara tiba-tiba, namun tak jarang juga diiringi rasa khawatir. Apakah ini hanya efek kelelahan, atau pertanda penyakit serius?
Dalam dunia medis, sensasi kesemutan dikenal sebagai parestesia. Gejala ini bisa muncul akibat berbagai hal, mulai dari posisi tidur yang salah, stres, hingga gangguan neurologis yang perlu perhatian medis. Artikel ini akan membahas penyebab-penyebab tersebut, serta kapan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Apa Itu Parestesia?
Parestesia adalah sensasi abnormal seperti kesemutan, kebas, geli, atau sensasi terbakar yang terjadi tanpa adanya rangsangan fisik nyata. Meskipun paling sering terjadi di tangan dan kaki, parestesia juga bisa muncul di kepala atau wajah.
Parestesia bisa bersifat sementara, misalnya akibat duduk terlalu lama atau tekanan saraf karena posisi tidur, namun bisa juga menjadi gejala dari kondisi medis yang lebih serius. Maka penting bagi kita untuk mengenali kapan sensasi ini bisa diabaikan, dan kapan perlu ditindaklanjuti.
Penyebab Umum yang Tidak Serius
1. Posisi Tidur atau Tekanan pada Saraf
Tidur dengan posisi leher tertekuk atau tekanan di bagian belakang kepala dapat mengganggu aliran darah atau menekan saraf. Ini bisa menyebabkan sensasi kesemutan yang akan hilang dengan sendirinya setelah posisi diperbaiki.
2. Stres dan Kecemasan
Ketika kita cemas atau stres, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin yang dapat memengaruhi aliran darah dan fungsi saraf. Hal ini bisa menimbulkan sensasi tidak nyaman seperti kesemutan atau kebas, termasuk di kepala.
3. Migrain atau Sakit Kepala dengan Aura
Beberapa orang mengalami migrain disertai “aura”, yaitu gejala tambahan sebelum sakit kepala muncul. Salah satunya adalah sensasi kesemutan atau baal di kepala, wajah, atau anggota tubuh lain.
4. Sinusitis atau Infeksi Saluran Pernapasan
Peradangan pada sinus bisa menekan saraf wajah dan kepala, sehingga menimbulkan kesemutan. Biasanya disertai gejala lain seperti hidung tersumbat, nyeri wajah, atau demam ringan.
Kondisi Medis yang Perlu Diwaspadai
1. Diabetes
Penderita diabetes bisa mengalami neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi. Meskipun paling sering terjadi di tangan dan kaki, kadang parestesia juga bisa terasa di kepala.
2. Multiple Sclerosis (MS)
MS adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat. Gejala awalnya bisa berupa kesemutan, kebas, atau sensasi aneh di bagian tubuh tertentu termasuk kepala dan wajah. Ini terjadi karena kerusakan selubung mielin yang melindungi saraf.
3. Neuralgia Trigeminal atau Occipital
Gangguan pada saraf wajah (trigeminal) atau belakang kepala (occipital) bisa menyebabkan rasa nyeri tajam, terbakar, atau kesemutan di area kepala. Biasanya bersifat satu sisi dan muncul dalam serangan singkat tapi menyakitkan.
4. Stroke atau TIA (Transient Ischemic Attack)
Kesemutan yang muncul tiba-tiba, terutama disertai gejala lain seperti kelemahan di satu sisi tubuh, sulit bicara, atau penglihatan kabur, bisa menjadi tanda stroke atau mini-stroke (TIA). Kondisi ini membutuhkan penanganan medis segera.
5. Tumor Otak atau Kompresi Saraf
Meski jarang, tumor di otak atau leher bisa menekan saraf tertentu dan menyebabkan gejala seperti kesemutan, sakit kepala berat, muntah, atau kejang. Diagnosis umumnya dilakukan dengan CT scan atau MRI.
6. Kekurangan Vitamin atau Gangguan Metabolik
Kekurangan vitamin B12, vitamin D, kalsium, atau gangguan tiroid bisa memicu gejala neurologis, termasuk kesemutan. Biasanya disertai keluhan lain seperti mudah lelah, rambut rontok, atau penurunan berat badan.
7. Efek Samping Obat atau Racun
Beberapa obat, seperti kemoterapi atau antikejang, dapat menyebabkan neuropati sebagai efek samping. Paparan logam berat atau zat toksik juga bisa memicu parestesia.
Menurut , Direktur Neurosciences ICU di South Shore University Hospital, Dr. Krista M. Lim-Hing Kekurangan vitamin seperti B12 atau zat besi bisa menyebabkan kesemutan di kepala atau bibir. Untuk memastikan, langkah awal terbaik adalah melakukan tes darah.
"Posisi tidur yang salah, terutama yang memberi tekanan pada bagian belakang leher, bisa mengganggu aliran darah dan menekan saraf yang mengarah ke kepala. Ini seringkali jadi penyebab umum kesemutan yang sifatnya sementara,"kata dia.
Namun, ia memberi peringatan serius, jika kesemutan di kepala disertai kelemahan tubuh, kesulitan bicara, atau gangguan penglihatan, bisa jadi itu tanda stroke ringan. Jangan tunda, segera ke rumah sakit untuk pemeriksaan.
Pendapat Dr. Lim-Hing mencerminkan pendekatan menyeluruh: mulai dari penyebab ringan yang bisa diatasi di rumah, hingga kondisi darurat yang memerlukan tindakan cepat.
Kapan Harus ke Dokter?
- Bila kesemutan muncul secara tiba-tiba, berlangsung lama, atau berulang tanpa sebab jelas.
- Bila disertai gejala lain: kelemahan tubuh, kesulitan berbicara, pingsan, gangguan penglihatan, atau kehilangan koordinasi.
- Bila Anda memiliki riwayat diabetes, migrain, atau gangguan neurologis lain.
Jika kesemutan menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari.