Penggemar Gym Hati-hati! Konsumsi Ayam Berlebihan demi Bentuk Otot, Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Ini

Ilustrasi merebus ayam
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Di kalangan pencinta kebugaran, ayam adalah sumber protein utama yang dianggap sempurna lantaran murah, mudah didapat, rendah lemak, dan tinggi kandungan protein hewani berkualitas. Tidak heran, ayam rebus atau panggang menjadi menu andalan sehari-hari bagi mereka yang rutin berolahraga atau sedang membentuk otot. Bahkan di India, survei menunjukkan sebagian besar pengunjung gym mengandalkan ayam sebagai makanan pokok untuk mencukupi kebutuhan protein harian mereka.

Ada Garis Hitam di Kukumu? Jangan Diabaikan, Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius

Namun, sebuah studi besar yang melibatkan hampir setengah juta partisipan mengungkapkan fakta yang mengejutkan yakni konsumsi ayam dalam jumlah tinggi justru dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker. Penelitian yang diterbitkan oleh The Author Manuscript ini menyatakan bahwa individu yang rutin makan ayam dalam jumlah banyak menunjukkan kecenderungan lebih tinggi untuk mengidap limfoma non-Hodgkin, kanker prostat, dan melanoma ganas (sejenis kanker kulit).

Meskipun peningkatan risikonya tidak tergolong ekstrem, konsistensinya cukup kuat untuk menimbulkan kekhawatiran, terutama pada mereka yang mengonsumsi ayam setiap hari dalam porsi besar. Lalu, bagaimana ayam yang selama ini dianggap makanan sehat bisa terkait dengan kanker?

Faktor Risiko: Dari Cara Masak hingga Kontaminasi

Suka Cocol Saus Setiap Makan? Hati-Hati Risiko Hipertensi!

Melansir laman Times of India, Dr. Shreedhar Deshmukh, MD, dari Ruby Hall Clinic, Hinjawadi, faktor paling mencolok yang berpotensi memicu masalah ini terletak pada cara pengolahan ayam. Memasak ayam dengan suhu tinggi seperti dipanggang, dibakar, atau digoreng. T

eknik memasak ini terbukti dapat menghasilkan senyawa kimia berbahaya bernama heterosiklik amina (HCA) dan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH). Kedua zat ini diklasifikasikan sebagai karsinogen (pemicu kanker) karena mampu merusak DNA sel, yang kemudian dapat berkembang menjadi tumor ganas.

Resep Makanan Lezat untuk Menaikkan Berat Badan Anak dengan Cepat

Selain itu, ada juga isu lain yang sering luput dari perhatian masyarakat, yaitu penggunaan antibiotik berlebih dan bahan tambahan kimia di peternakan ayam, serta kemungkinan kontaminasi bakteri dan virus saat pemrosesan daging ayam dari peternakan ke pasar. Dalam beberapa kasus, ayam yang terpapar logam berat atau bahan kimia tertentu dari pakan atau lingkungan juga bisa menyimpan risiko toksik bagi tubuh manusia.

Dengan kata lain, ayam yang kita makan hari ini belum tentu 100% alami atau aman seperti yang dibayangkan.

Riset Masih Berlanjut, Tapi Waspada Sejak Dini Tidak Salah

Studi ini memang belum menunjukkan sebab-akibat secara langsung antara makan ayam dan munculnya kanker. Para peneliti sendiri mengakui bahwa mekanisme pasti dari hubungan ini belum sepenuhnya dipahami. Bisa jadi penyebabnya berasal dari zat kimia dalam daging ayam, cara memasaknya, bahan pengawet tambahan, atau bahkan faktor genetik individu.

Namun, yang jelas, terlalu bergantung pada satu jenis makanan dalam jangka panjang, meskipun itu ayam yang terlihat sehat bukanlah strategi makan yang ideal.

Mengingat pola makan tinggi ayam ini banyak ditemui pada orang-orang yang sedang menjalani diet tinggi protein atau sedang membentuk massa otot, penting bagi kita untuk menyeimbangkan asupan protein dari berbagai sumber, bukan hanya dari ayam.

Alternatif Sehat: Jangan Hanya Andalkan Ayam

Jika kamu adalah salah satu orang yang makan ayam hampir setiap hari, kini saatnya mempertimbangkan untuk lebih memvariasikan sumber protein dalam menu harianmu. Beberapa alternatif sehat yang bisa kamu coba antara lain:

  • Ikan berlemak rendah seperti salmon, tuna, dan nila, yang juga kaya omega-3.
  • Telur, terutama bagian putihnya yang rendah kolesterol tapi tinggi protein.
  • Susu rendah lemak, yogurt, dan keju, sebagai sumber protein sekaligus kalsium.
  • Tahu dan tempe, sumber protein nabati yang sangat baik dan bebas kolesterol.
  • Kacang-kacangan dan lentil, seperti kacang merah, almond, edamame, dan buncis.
  • Protein whey atau nabati dalam bentuk bubuk, untuk yang membutuhkan tambahan praktis.

Hal yang penting diingat adalah prinsip moderat dan beragam. Meskipun kamu sangat menyukai ayam atau merasa tubuhmu merespons baik terhadap makanan itu, tetaplah berikan tubuhmu variasi nutrisi dari sumber lain agar asupan gizimu tetap seimbang dan risiko akumulasi zat tertentu dapat ditekan.

Tips Konsumsi Ayam yang Lebih Aman

Kalau kamu masih ingin tetap mengonsumsi ayam, berikut ini beberapa tips agar konsumsi ayam lebih aman dan tidak menimbulkan risiko:

  1. Pilih ayam organik atau ayam kampung yang tidak diberi antibiotik atau hormon pertumbuhan.
  2. Hindari memasak dengan suhu sangat tinggi atau gosong. Teknik kukus, rebus, atau panggang suhu rendah jauh lebih aman.
  3. Cuci tangan dan peralatan dapur setelah mengolah ayam mentah untuk mencegah kontaminasi silang.
  4. Simpan ayam di suhu yang sesuai agar tidak berkembang bakteri.
  5. Jangan konsumsi ayam yang sudah berbau atau berubah warna, meski masih terlihat mentah segar.

Ayam memang termasuk makanan sehat yang kaya protein, tetapi konsumsi berlebihan dalam jangka panjang justru bisa menimbulkan risiko kesehatan serius, termasuk beberapa jenis kanker. Penelitian terbaru menjadi pengingat bahwa tidak ada satu makanan pun yang benar-benar sempurna bila dikonsumsi berlebihan.

Selalu seimbangkan pola makan dengan beragam sumber protein dan terapkan cara memasak yang sehat. Jika kamu adalah pecinta ayam sejati, bukan berarti harus berhenti total cukup lebih cerdas dalam memilih, mengolah, dan mengatur porsinya. Sebab pada akhirnya, yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga keseimbangan dan kesadaran dalam setiap suapan.