Makan Buah di Pagi Hari Saat Perut Kosong? Hati-hati Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan

Ilustrasi buah
Sumber :
  • Freepik

LifestyleBuah dikenal sebagai permen alami dari alam lantaran kaya akan serat, vitamin, antioksidan, dan rasa segar yang menyenangkan. Tak mengherankan banyak orang menjadikan buah sebagai menu pembuka di pagi hari. Bahkan, tak sedikit yang percaya bahwa memulai hari dengan buah adalah pilihan paling sehat yang bisa dilakukan.

Ide Bekal Bento untuk Anak Sekolah Besok! Cantik, Praktis, dan Gizi Tetap Terpenuhi

Namun, menurut ahli gizi terkenal Suman Agarwal, kebiasaan ini ternyata tak sebaik yang dibayangkan. Ia mematahkan anggapan umum tersebut dengan mengungkap 4 alasan kuat mengapa makan buah sebagai hal pertama saat perut kosong justru bisa berdampak negatif bagi tubuh.

Apa saja alasannya dan bagaimana seharusnya kita menikmati buah agar manfaatnya maksimal?

1. Lonjakan Gula Darah yang Terlalu Cepat

Sarapan Cuma Telur Rebus, Bisa Bikin Kurus? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Buah memang rendah kalori dan mengandung gula alami, sehingga memberikan suntikan energi cepat saat pagi hari. Tapi menurut Suman Agarwal, mengonsumsi buah saat perut benar-benar kosong dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang terlalu cepat.

Sebagian besar buah mengandung fruktosa dan glukosa dua jenis gula alami. Ketika dikonsumsi tanpa makanan lain, tubuh akan menyerap gula ini secara langsung dan cepat. Akibatnya, kadar gula darah melonjak tajam dalam waktu singkat.

Kalap di Restoran All You Can Eat Saat Long Weekend? Waspadai 5 Bahayanya untuk Tubuh!

Meski awalnya memberi rasa segar dan semangat, lonjakan ini bisa berisiko, terutama bagi mereka yang rentan mengalami resistensi insulin. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat mempercepat munculnya gangguan metabolik seperti diabetes tipe 2 atau memperburuk kontrol kadar gula bagi penderita yang sudah ada.

2. Buah Terlalu Cepat Dicerna, Bakteri Usus Terbuang

Satu keunggulan buah adalah kaya akan serat dan dikenal membantu sistem pencernaan. Tapi ternyata, saat buah dimakan dalam keadaan perut kosong, proses pencernaannya justru terlalu cepat.

Menurut Suman, buah hanya membutuhkan sekitar 30 hingga 40 menit untuk dicerna. Jika tidak dikombinasikan dengan makanan lain, buah akan meluncur dengan cepat melewati saluran pencernaan. Ini menyebabkan waktu kontak dengan dinding usus terlalu singkat, sehingga bakteri baik (gut flora) tidak punya cukup waktu untuk berkembang.

Padahal, bakteri baik sangat penting untuk:

  • Sistem imun
  • Keseimbangan hormon dan suasana hati
  • Penyerapan nutrisi

Jika kebiasaan 'menguras' usus dengan buah setiap pagi terus dilakukan, ini dapat menyebabkan penurunan jumlah bakteri baik, yang akhirnya membuat sistem pencernaan menjadi lebih lemah dari waktu ke waktu.

3. Tidak Ada Lemak atau Protein untuk Menyeimbangkan Gula

Salah satu alasan kenapa buah terasa ringan adalah karena tidak mengandung lemak maupun protein dalam jumlah signifikan. Sayangnya, ini juga berarti tidak ada penyeimbang yang bisa memperlambat penyerapan gula dari buah ke dalam darah.

Ketika buah dikonsumsi sendiri, tanpa makanan lain seperti sumber lemak atau protein, gula masuk ke dalam darah tanpa kontrol, dan tubuh tidak merasa kenyang dalam waktu lama. Ini bisa memicu:

  • Sering merasa lapar kembali dalam waktu singkat
  • Mengalami ngidam makanan tinggi gula atau karbohidrat
  • Rasa lelah mendadak (sugar crash)
  • Penurunan efisiensi penyerapan nutrisi

Suman menekankan bahwa walaupun buah memberi energi cepat, tubuh tidak mendapat ‘kedalaman nutrisi’ jika hanya mengandalkan buah saja, terutama setelah semalaman berpuasa.

4.Efek “Rasa Bersih” yang Sebenarnya Ilusi

Banyak orang mengaku merasa segar dan lancar buang air besar setelah sarapan buah. Buah memang mengandung banyak air dan serat, sehingga membuat tubuh terasa ringan. Tapi menurut Suman, ini adalah ilusi sementara.

Di balik sensasi bersih dan lancar itu, flora usus justru bisa terbuang, karena tidak ada makanan lain yang menahan proses pencernaan. Tanpa asupan lain yang lebih kompleks, energi dari buah pun cepat hilang, dan yang tertinggal justru rasa lapar, kembung, atau tidak nyaman beberapa jam kemudian.

Lalu, Kapan Waktu Terbaik Makan Buah?

Menurut Suman Agarwal, cara terbaik untuk mengonsumsi buah adalah setelah makan utama yang seimbang, seperti sarapan atau makan siang.
Atau, jika tetap ingin makan buah di pagi hari, padukan dengan bahan lain yang mengandung lemak sehat atau protein agar penyerapan gula menjadi lebih lambat dan tubuh lebih kenyang.

Contoh kombinasi sehat:

  • Potongan apel dengan selai kacang
  • Pisang dengan yogurt atau chia seed
  • Smoothie buah dengan oats dan susu nabati
  • Buah segar dicampur granola dan kacang-kacangan

Kombinasi ini membuat tubuh merespons gula buah dengan cara yang lebih sehat, tanpa lonjakan mendadak dan efek samping yang merugikan.

Buah bukanlah makanan yang harus dihindari. Justru, buah adalah sumber nutrisi luar biasa yang membantu tubuh tetap sehat. Tapi seperti yang dijelaskan Suman Agarwal, waktu dan cara mengonsumsinya sangat menentukan apakah buah akan jadi teman baik atau justru memberi efek samping.

Mengonsumsi buah di waktu yang salah, terutama saat perut kosong, dapat memicu gangguan gula darah, mengganggu keseimbangan bakteri usus, dan menimbulkan rasa lapar berlebihan.

Namun jika dipadukan dengan makanan lain yang tepat, buah bisa menjadi sumber energi dan nutrisi yang lengkap, seimbang, dan bertahan lama.

Artikel ini untuk tujuan informasi saja dan bukan pengganti saran medis. Selalu konsultasikan dengan ahli gizi atau tenaga kesehatan sebelum mengubah kebiasaan makan secara drastis.