Hati-hati Jam 6-12 Siang, Waktu Paling Rawan Serangan Jantung! Ini Penjelasan Medisnya
- Freepik
Lifestyle –Setiap orang tahu bahwa serangan jantung bisa datang kapan saja. Tapi tahukah kamu bahwa pukul 6 pagi hingga 12 siang adalah waktu paling rawan untuk serangan jantung? Ini bukan sekadar kebetulan, melainkan ada penjelasan ilmiah di baliknya.
Banyak laporan medis dan data rumah sakit menunjukkan bahwa mayoritas pasien serangan jantung datang di pagi hingga menjelang siang. Bahkan, serangan yang terjadi di waktu ini cenderung lebih fatal. Kenapa bisa begitu?
Menurut ahli jantung dari Mount Sinai Morningside di New York dan peneliti yang fokus pada hubungan antara ritme biologis dan penyakit kardiovaskular, Dr. Franklin C. Lowe, pagi hari adalah saat tubuh kita mengalami lonjakan aktivitas fisiologis yang sangat tinggi dan inilah yang menjadi pemicu utama bagi jantung.
"Banyak fungsi biologis tubuh seperti tekanan darah, denyut jantung, dan aktivitas sistem saraf simpatik, mengalami lonjakan alami di pagi hari. Kombinasi ini bisa menjadi pemicu serangan jantung, terutama pada individu dengan penyumbatan pembuluh darah," kata Dr. Franklin C. Lowe
Apa yang Terjadi di Tubuh Saat Pagi Hari?
Sejak matahari terbit, tubuh mulai bangun dari sistem istirahat malam hari. Tapi proses bangun ini tidak sesederhana membuka mata, banyak sistem tubuh yang berubah drastis dalam waktu singkat, dan perubahan ini berisiko bagi jantung, terutama bagi mereka yang sudah memiliki faktor risiko.
Berikut proses biologis yang terjadi:
1. Tekanan darah melonjak tajam
Saat kita bangun dari tidur dan beralih ke posisi duduk atau berdiri, tubuh meningkatkan tekanan darah untuk melawan gravitasi. Bagi orang dengan pembuluh darah yang menyempit karena plak kolesterol, lonjakan ini bisa memicu robeknya plak dan menyebabkan pembekuan darah.
2. Hormon stres meningkat
Pagi hari adalah waktu ketika hormon seperti kortisol dan adrenalin berada di level tertinggi. Hormon ini menambah beban kerja jantung dengan mempercepat detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah.
3. Darah jadi lebih kental
Penelitian menunjukkan bahwa darah lebih kental di pagi hari, meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah yang bisa menyumbat arteri koroner.
4. Aktivasi sistem saraf simpatik
Ini adalah sistem yang mempersiapkan tubuh untuk fight or flight. Di pagi hari, sistem ini aktif secara alami dan membuat pembuluh darah lebih sempit, jantung lebih cepat berdetak, dan beban sirkulasi meningkat.
Sementara itu, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology menyebutkan bahwa lebih dari 40% kejadian serangan jantung terjadi antara pukul 6 pagi hingga 12 siang. Ini diperkuat oleh data dari American Heart Association, yang menemukan bahwa serangan jantung pada pagi hari juga cenderung lebih parah dan lebih mematikan.
"Lonjakan fisiologis alami tubuh kita di pagi hari bisa menjadi ‘serangan diam-diam’ bagi jantung, terutama jika ada penyumbatan pembuluh darah yang belum diketahui," sambung Franklin.
Waktu pagi hingga siang hari bisa memicu serangan jantung pada siapa saja, tapi risiko meningkat drastis pada kelompok tertentu seperti pasien hipertensi (tekanan darah tinggi), orang dengan kolesterol tinggi dan penyumbatan arteri, pasien diabetes tipe 2.
Selain itu, perokok aktif, individu dengan gaya hidup stres tinggi. Kemudian mereka yang mengalami sleep apnea atau gangguan tidur, pria usia di atas 45 dan wanita di atas 55 tahun hingga mereka yang punya riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Gejala Serangan Jantung di Pagi Hari yang Sering Diabaikan
Lantaran terjadi saat tubuh baru bangun, banyak orang menyepelekan tanda-tanda awal serangan jantung dan menganggapnya hanya efek kurang tidur atau masuk angin. Padahal, gejala ini sangat penting untuk dikenali:
Nyeri atau tekanan di dada bagian tengah atau kiri
Keringat dingin meskipun tidak ada aktivitas fisik
Napas terasa pendek, bahkan saat istirahat
Mual dan perut tidak nyaman
Detak jantung tidak beraturan atau terasa sangat cepat
Pusing hingga rasa ingin pingsan
"Gejala pagi hari sering disalahartikan. Jangan menunggu sampai pingsan atau kolaps. Kenali tanda awal dan segera minta pertolongan," kata Franklin.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Risikonya
Kabar baiknya, kita bisa menurunkan risiko serangan jantung di pagi hari dengan beberapa kebiasaan sederhana namun penting:
1. Bangun perlahan, tidak langsung berdiri cepat
Bangunlah secara bertahap mulai dari buka mata, duduk di tepi tempat tidur, baru kemudian berdiri. Ini memberi waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan tekanan darah.
2. Lakukan aktivitas pagi dengan tenang
Hindari langsung berlari, marah-marah, atau terburu-buru. Rutinitas pagi yang stres bisa memperburuk kondisi jantung.
3. Jangan langsung olahraga berat setelah bangun tidur
Kalau ingin berolahraga, beri jeda waktu setidaknya 30–60 menit setelah bangun agar sistem kardiovaskular siap.
4. Tidur cukup dan berkualitas
Kurang tidur meningkatkan kadar kortisol di pagi hari, memperburuk lonjakan fisiologis.
5. Pantau kesehatan jantung secara berkala
Cek tekanan darah, gula darah, dan kolesterol secara rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.
6. Minum obat jantung sesuai jadwal
Jika kamu sudah diberi resep oleh dokter, jangan pernah menunda konsumsi obat, terutama obat pagi hari seperti statin atau beta blocker.
"Kita tidak bisa menghentikan lonjakan pagi, tapi kita bisa membuat tubuh lebih siap menghadapinya dengan gaya hidup yang tepat," ujar Franklin.
Kapan Harus Segera Ke UGD?
Jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala seperti:
Nyeri dada tak kunjung hilang dalam 5–10 menit
Sesak napas yang makin parah
Jantung terasa berdebar hebat tanpa sebab jelas
Keringat dingin berlebihan
Pusing hingga kehilangan kesadaran
Waktu adalah nyawa. Penanganan dalam 60–90 menit pertama sangat penting untuk menyelamatkan otot jantung dan mencegah komplikasi.