Bangun Pagi Tanpa Teriak! Trik Jitu Hadapi Anak yang Ogah Sekolah Hari Kedua
- Freepik
Lifestyle –Hari pertama sekolah biasanya berjalan penuh semangat. Seragam baru, kotak pensil baru, semangat ketemu teman lama semuanya terasa menyenangkan. Tapi ketika hari kedua tiba, suasana bisa langsung berubah drastis. Anak mulai susah dibangunkan, malas sarapan, bahkan merengek ogah sekolah. Orang tua pun mulai emosi, suasana pagi berubah jadi medan perang.
Kalau kamu termasuk yang mengalami ini, tenang. Kamu tidak sendirian. Banyak orang tua menghadapi tantangan yang sama, terutama di minggu pertama anak kembali sekolah setelah libur panjang.
Menurut psikolog anak ternama asal Amerika, Dr. Laura Markham, membangunkan anak di pagi hari tak perlu drama atau bentakan. Justru, pagi hari bisa jadi momen koneksi emosional yang kuat antara orang tua dan anak kalau tahu caranya.
Yuk, simak trik jitu menghadapi anak yang ogah bangun sekolah di hari kedua!
Hari pertama sekolah biasanya terasa spesial. Anak masih dalam mode euforia semua serba baru, banyak kejutan, dan suasana masih menyenangkan. Tapi begitu hari kedua datang, anak mulai menyadari bahwa ini bukan acara satu kali melainkan rutinitas. Setiap hari harus bangun pagi, berseragam, duduk di kelas, dan mengikuti aturan. Inilah yang menjadi alasan mengapa hari kedua sekolah begitu berat dibandingkan hari pertama kemarin.
“Anak-anak mengalami transisi besar saat liburan usai. Hari pertama masih ditopang antusiasme. Tapi di hari kedua, tubuh dan emosi mereka mulai protes dan itu wajar," Dr. Markham menjelaskan.
Masalahnya, anak-anak belum punya kendali emosi sebaik orang dewasa. Ketika kelelahan, bosan, atau tidak bersemangat, mereka mengekspresikannya dengan rewel, menangis, atau menolak bangun. Bukan karena mereka manja, tapi karena belum tahu cara mengelola perasaannya sendiri.