PMS atau Bukan? Kenali Ciri-Ciri PMS Berat yang Sering Dianggap Normal Padahal Tidak
- Pixaby
Salah satu perbedaan utamanya terletak pada keterlibatan gejala psikologis yang dalam dan menetap. Pada PMDD, seorang perempuan bisa mengalami rasa putus asa, ledakan kemarahan yang tidak terkendali, kecemasan yang menyiksa, dan bahkan pikiran untuk menyakiti diri sendiri. Gejala ini biasanya dimulai sekitar seminggu sebelum menstruasi dan mereda beberapa hari setelah haid dimulai.
Jika kamu mengalami gejala berat secara konsisten setiap bulan dan merasa tidak mampu mengatasinya, besar kemungkinan kamu sedang menghadapi lebih dari sekadar PMS biasa. Konsultasi dengan profesional kesehatan, terutama dokter kandungan atau psikiater, sangat disarankan untuk memastikan diagnosis dan menentukan langkah penanganan yang tepat.
PMS berat tidak hanya berdampak pada tubuh, tetapi juga pada hubungan sosial, pekerjaan, dan kesehatan mental. Banyak perempuan yang merasa bersalah atau malu karena menjadi “berbeda” menjelang haid. Ada pula yang merasa hubungannya terganggu karena pasangan tidak memahami perubahan emosi yang mereka alami.
Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu isolasi sosial atau rasa tidak percaya diri. Ketika gejala PMS berat dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan, kualitas hidup bisa menurun drastis. Yang paling menyedihkan, banyak perempuan memilih diam dan menanggung semua sendiri, karena khawatir dianggap lemah atau berlebihan.
Padahal, edukasi tentang PMS berat dan komunikasi terbuka dengan lingkungan sekitar sangat penting. Ketika pasangan, teman, atau keluarga memahami bahwa yang kamu alami adalah kondisi biologis yang nyata, dukungan moral akan terasa lebih besar dan kamu tidak merasa sendirian menghadapi perubahan yang muncul setiap bulan.
Jika PMS yang kamu alami sudah berlangsung selama beberapa bulan berturut-turut dan membuat kamu tidak bisa menjalani aktivitas seperti biasa, ini saatnya untuk tidak menunda lagi mencari bantuan. Jangan tunggu hingga emosimu meledak atau tubuhmu benar-benar kelelahan. Langkah awal yang sederhana seperti mencatat gejala dan siklus haidmu bisa membantu dokter memahami pola dan tingkat keparahan PMS yang kamu alami.
Bantuan profesional bisa mencakup kombinasi pendekatan, mulai dari terapi kognitif perilaku (CBT), perbaikan gaya hidup, hingga penggunaan obat atau suplemen tertentu yang membantu menstabilkan hormon dan emosi. Dalam banyak kasus, perubahan kecil pada pola makan, olahraga rutin, serta cukup tidur bisa membawa perbedaan besar, asalkan dilakukan konsisten dan dipantau dengan baik.