Mengapa Susah Move On Setelah Liburan dari Jepang?

Osaka Castle
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle Liburan ke Jepang selalu meninggalkan kesan yang sulit dilupakan. Banyak orang merasa sulit untuk 'move on' setelah kembali dari negeri sakura. Tidak sedikit dari kita merindukan ketenangan, keramahan, dan keindahan yang dirasakan selama di sana. Fenomena ini bukan sekadar perasaan biasa, melainkan sebuah kondisi psikologis yang dikenal dengan istilah post-travel blues atau kesedihan pasca liburan.

Lokasi Nyata dalam Game Open World Terkenal, Ada di Jepang hingga Norwegia

Di artikel ini, kita akan membahas mengapa liburan di Jepang membuat pengalaman tersebut begitu berkesan dan mengapa perasaan susah move on itu muncul dari sisi psikologis. Dengan memahami fenomena ini, Anda bisa lebih siap menghadapinya dan tetap menjaga kesehatan mental setelah liburan.

Pertama, mari pahami dahulu apa itu post-travel blues. Post-travel blues adalah perasaan sedih, kehilangan, atau tidak nyaman yang muncul setelah seseorang kembali dari liburan. Gejalanya bisa berupa rasa kehilangan semangat, sulit kembali ke rutinitas sehari-hari, hingga perasaan tertekan. Menurut, psikolog dan profesor di University of Massachusetts, Dr. Krauss Whitbourne ini adalah reaksi emosional normal yang dialami banyak pelancong.

Daftar Negara yang Bebas Visa dari Indonesia Terbaru 2025

Penelitian dari Dr. Cassandra Phoenix juga menegaskan bahwa perasaan ini umum terjadi, terutama jika liburan sangat menyenangkan dan jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dianggap sebagai respons psikologis alami ketika seseorang harus melepaskan pengalaman yang menyenangkan dan kembali ke kenyataan yang mungkin terasa monoton atau penuh tekanan. Kini kita beralih tentang beberapa alasan yang membuat sulit move on pasca berlibur dari Jepang. Apa saja? Berikut ini penjelasannya! 

Faktor Psikologis yang Membuat Liburan di Jepang Berkesan Mendalam

Salah satu alasan utama post-travel blues pasca Jepang adalah pengaruh lingkungan dan budaya yang unik. Jepang dikenal dengan kebersihan kota yang luar biasa, keteraturan, dan suasana yang tenang. Lingkungan yang rapi dan indah ini secara psikologis dapat menenangkan pikiran dan meningkatkan suasana hati.

20 Destinasi Wisata Terbaik di Dunia Tahun 2025, Indonesia Termasuk!

Budaya omotenashi atau keramahan Jepang membuat wisatawan merasa dihargai dan diterima. Pelayanan yang tulus dan perhatian yang detail memberikan rasa aman dan nyaman. Ini adalah sesuatu yang tidak mudah ditemukan di banyak tempat lain.

Selain itu, estetika Jepang mulai dari arsitektur tradisional, taman zen yang menenangkan, hingga pemandangan alam yang memukau ternyata berkontribusi membentuk pengalaman liburan yang sangat memikat. Ahli psikologi lingkungan, Dr. Roger Ulrich menyebut konsep Healing Environment di mana lingkungan yang tertata dengan baik dan estetis dapat mempercepat pemulihan mental dan mengurangi stres.

Pengaruh Novelty dan Kontras dengan Kehidupan Sehari-hari

Liburan ke Jepang memberikan sensasi baru atau novelty bagi banyak orang. Otak kita cenderung mengaktifkan pusat reward ketika mengalami hal-hal baru yang menyenangkan. Sensasi ini memperkuat kenangan positif dan membuat kita ingin mengulang pengalaman tersebut.

Kontras antara tekanan hidup sehari-hari dengan ketenangan dan keindahan di Jepang memperkuat efek ini. Dalam psikologi, ada teori adaptasi hedonik yang menjelaskan bahwa manusia cepat menyesuaikan diri dengan kebahagiaan atau kesedihan sehingga kebahagiaan dari hal sehari-hari cenderung menurun seiring waktu.

Pakar kebahagiaan dari University of California, Dr. Sonja Lyubomirsky menyebutkan bahwa novelty bisa membantu mengatasi adaptasi hedonik. Karena liburan di Jepang sangat berbeda dengan rutinitas, kenangan indah itu cenderung lebih tahan lama.

Liburan sebagai Bentuk Pelarian Psikologis

Liburan sering kali menjadi pelarian dari tekanan pekerjaan, masalah pribadi, dan rutinitas yang membosankan. Saat di Jepang, banyak wisatawan merasakan kebebasan dan kedamaian yang langka mereka temui sehari-hari.

Menurut American Psychological Association, liburan dapat meningkatkan kesehatan mental dengan menurunkan tingkat stres dan memperbaiki suasana hati. Namun, setelah liburan berakhir, kembali ke kehidupan normal dapat menimbulkan rasa kehilangan yang mendalam.

Kondisi ini bisa menjadi sumber post-travel blues, terutama jika kehidupan sehari-hari penuh tekanan dan tidak memberi ruang yang cukup untuk relaksasi. Jadi, susah move on setelah liburan ke Jepang bisa jadi tanda bahwa liburan tersebut benar-benar memberikan perbaikan psikologis yang signifikan.

Keterikatan Emosional Melalui Sensasi Multisensorik

Liburan di Jepang melibatkan pengalaman multisensorik yang kuat. Aroma khas makanan seperti ramen dan sushi, suara kereta Shinkansen yang halus, pemandangan bunga sakura, hingga sentuhan air panas di onsen, semuanya membentuk kenangan emosional yang dalam.

Pakar neuroscience dari New York University, Dr. Joseph LeDoux menjelaskan bahwa memori emosional terbentuk kuat ketika pengalaman melibatkan banyak indera sekaligus. Kenangan seperti ini sulit terlupakan karena otak menyimpan detail-detail sensasi tersebut secara mendalam. Itulah sebabnya, perasaan rindu terhadap Jepang tidak hanya soal tempat, tapi juga sensasi yang dirasakan selama liburan.

Cara Mengatasi Post-Travel Blues

Meski post-travel blues terasa berat, ada cara-cara efektif untuk mengatasinya:

  • Terima perasaan Anda. Sadari bahwa kesedihan ini wajar dan alami.

  • Bangun rutinitas baru yang positif. Aktivitas fisik, meditasi, atau hobi baru bisa membantu mengembalikan mood.

  • Gunakan kenangan sebagai motivasi. Jadikan pengalaman liburan sebagai inspirasi untuk memperbaiki kualitas hidup sehari-hari.

  • Berbagi pengalaman. Ceritakan kenangan liburan ke teman atau komunitas agar perasaan bahagia tetap hidup.

Psikolog kesehatan, Dr. Elizabeth Scott menyarankan untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol dan menciptakan momen bahagia dalam kehidupan sehari-hari agar tidak terjebak dalam kesedihan pasca liburan.

Susah move on setelah liburan ke Jepang adalah fenomena psikologis yang wajar dan banyak dialami. Lingkungan yang tenang, budaya yang ramah, sensasi multisensorik, serta kontras dengan kehidupan sehari-hari, membuat liburan di Jepang sangat berkesan.

Dengan memahami post-travel blues, Anda bisa mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan lebih bijak. Jadikan liburan sebagai sumber inspirasi dan energi positif, bukan beban emosional. Dengan begitu, kenangan indah dari Jepang akan selalu menjadi motivasi untuk hidup lebih sehat dan bahagia.