Traveling Bisa Jadi Terapi Bagi Pekerja? Ini Manfaat Psikologis Jalan-Jalan untuk Kesehatan Mental

Ilustrasi traveling jadi terapi untuk pekerja
Sumber :
  • Pixaby

Lifestyle –Kita semua pasti pernah merasa jenuh, lelah, dan butuh 'kabur sejenak' dari rutinitas. Tapi, tahukah kamu bahwa traveling bukan sekadar pelarian sementara dari stres, melainkan bisa jadi terapi alami untuk kesehatan mental? Banyak riset psikologi membuktikan bahwa bepergian, meski sebentar bisa memberikan efek positif bagi otak dan emosi.

Kenapa Kanker Bisa Tiba-Tiba Muncul Padahal Gaya Hidup Sehat?

Dalam beberapa tahun terakhir, traveling mulai dipandang sebagai bagian dari perawatan mental non-medis yang efektif. Kota-kota tenang seperti Chiang Rai di Thailand, misalnya, kini mulai dipromosikan sebagai destinasi slow living yang memberi ruang untuk refleksi diri dan ketenangan batin.

Lantas bagaimana hubungan atau terkaitan antara traveling dengan kesehatan mental? Berikut penjelasan singkatnya. Dalam sejumlah penelitian disebutkan bahwa traveling bisa mengurangi gejala depresi ringan. Menurut neuropsikolog klinis dari King's College London, Dr. Tamara Russell traveling memberi kesempatan bagi otak untuk reset.

Gedebak-Gedebuk Saat Mandi, Emang Cowok Harus Seheboh Itu Sama Air?

“Lingkungan baru merangsang bagian otak yang mengatur motivasi dan empati. Perubahan ini bisa menurunkan kadar kortisol (hormon stres) dan mengaktifkan respons emosi yang lebih sehat,” kata dia dalam wawancaranya dengan Psychology Today.

Dalam studi lain yang diterbitkan oleh Journal of Positive Psychology, orang yang rutin bepergian memiliki tingkat kepuasan hidup dan kestabilan emosi lebih tinggi, dibanding mereka yang jarang atau tidak pernah liburan.

Bagaimana Traveling Membantu Kesehatan Mental?

1. Mengurangi Stres secara Alami

Anak Diasuh Nenek Sejak Bayi, Begini Ikatan Emosionalnya Bisa Terbentuk

Saat traveling, terutama ke tempat bernuansa alam seperti pegunungan atau taman seperti Singha Park dan Mae Fah Luang Garden di Chiang Rai, tubuh secara alami mengalami penurunan denyut jantung dan tekanan darah.

2. Memicu Rasa Syukur dan Mindfulness

Berada di tempat baru memaksa kita untuk memperhatikan detail seperti warna langit, aroma makanan lokal, atau keramahan warga sekitar. Ini membantu kita lebih hadir di momen saat ini—konsep utama dalam terapi mindfulness.

3. Meningkatkan Mood dan Energi Positif

Aktivitas baru dan pengalaman pertama kali (melihat kuil putih Wat Rong Khun, misalnya) memicu dopamin, yaitu hormon yang berhubungan dengan kebahagiaan dan antusiasme.

4. Memulihkan Diri dari Burnout

Menurut peneliti burnout dari Duke University, Dr. J. Bryan Sexton liburan singkat bisa jadi "reset button" yang ampuh. Bahkan liburan 2–3 hari bisa secara signifikan menurunkan kelelahan emosional hingga 60 persen.

Destinasi dengan Efek Terapi: Chiang Rai Sebagai Contoh

Chiang Rai, yang terletak di utara Thailand ini terkenal dengan ketenangan alam (pegunungan, taman luas), karya seni spiritual seperti White Temple dan Blue Temple, udara sejuk yang jauh dari polusi kota besar. Anda bisa menjalani healing 3 hari 2 malam di sini. Beberapa destinasi yang bisa menjadi pilihan di Chiang Rai antara lain sebagai berikut

  • Wat Rong Khun (White Temple)

White Temple merupakan kuil paling terkenal di Chiang Rai. Seluruh bangunan berwarna putih dihiasi potongan kaca cermin yang melambangkan kemurnian sang Buddha. Sedangkan, jembatan utama menuju aula merepresentasikan perjalanan manusia dari kematian menuju kelahiran kembali.

  • Wat Rong Suea Ten (Blue Temple)

Dengan dominasi warna biru elektrik berpadu aksen emas, Blue Temple mencuri perhatian sejak pandangan pertama. Nama kuil ini berarti “Rumah Harimau Menari,” merujuk pada sejarah lokasi yang dulunya dipercaya banyak harimau berkeliaran. Di dalamnya, berdiri patung Buddha putih raksasa untuk pusat doa serta meditasi.

  • Singha Park

Singha Park adalah taman agro-wisata yang menyuguhkan keindahan alam dan aktivitas luar ruang. Dengan lanskap bergaya Eropa, tempat ini bisa menjadi pilihan tepat bagi wisatawan keluarga. Pengunjung dapat memberi makan jerapah dan zebra di kebun binatang mini, bersepeda keliling taman, hingga piknik atau berkemah.

  • Taman Mae Fah Luang

Taman ini terletak di dalam kompleks budaya Mae Fah Luang yang didirikan untuk mengenang Putri Ibu (Princess Mother) dari Raja  Thailand.  Hamparan  bunga berwarna-warni yang terus berganti sesuai musim menambah pesona kecantikannya. Selain menikmati keindahan taman, pengunjung dapat berjalan menuju rumah peristirahatan Putri Ibu di atas bukit, yang juga berperan dalam pelestarian budaya lokal.

“Di tengah padatnya rutinitas modern, liburan adalah kebutuhan penting untuk menjaga keseimbangan hidup,” kata Marketing Manager AirAsia MOVE Indonesia, Amelia Virginia.

Inilah bukti bahwa industri pariwisata kini turut mendukung pentingnya kesehatan mental melalui pendekatan slow travel. Menikmati healing di Chiang Rai, Anda bisa memanfaatkan aplikasi AirAsia MOVE untuk mengatur liburan Anda termasuk pembelian tiket pesawat. Selain menyediakan opsi perjalanan dari berbagai maskapai global, tersedia juga bundling SNAP yang mengombinasikan tiket dan akomodasi dengan harga terrbaik. Manfaatkan juga potongan hingga Rp 200 ribu. 

Tips Traveling Sebagai Terapi Mental

Kalau kamu ingin menjadikan liburan sebagai bentuk self-healing, coba praktikkan tips berikut:

  • Pilih tempat yang tenang dan tidak terlalu ramai
  • Fokus pada pengalaman, bukan konten media sosial
  • Jangan padatkan itinerary—beri ruang untuk diam dan menikmati
  • Bawa jurnal untuk mencatat momen reflektif
  • Biarkan diri “terlepas” sejenak dari gadget dan notifikasi

Kapan Traveling Dibutuhkan Sebagai Terapi?

Kamu mungkin butuh traveling sebagai bentuk perawatan diri jika:

  • Merasa jenuh berkepanjangan tanpa alasan jelas
  • Sulit tidur dan mudah tersinggung
  • Merasa kehilangan motivasi atau semangat harian
  • Mengalami burnout dalam pekerjaan atau hubungan

Ingat, traveling bukan pengganti terapi profesional bagi kondisi mental serius. Tapi untuk banyak orang, traveling bisa jadi bagian dari proses pemulihan yang signifikan. Liburan yang tepat bisa lebih dari sekadar melepas penat. Traveling bisa menjadi terapi yang menyentuh jiwa, menenangkan pikiran, dan mengembalikan semangat hidup.

Dengan memahami manfaat psikologis dari traveling—baik dari sisi ilmiah maupun pengalaman pribadi—kita jadi lebih sadar bahwa menjaga mental tak melulu soal ke dokter. Kadang, yang kita butuhkan adalah udara segar, tempat baru, dan keheningan yang tak kita temukan di rumah.

Sudah saatnya kita memandang traveling bukan sebagai kemewahan, tapi sebagai bentuk perawatan diri yang penting. Dan mungkin, destinasi healing berikutnya sudah menunggu ada di Chiang Rai, atau di tempat lain yang membuat hatimu damai.