Apa Itu Co-Buying? Cara Kreatif Gen Z Punya Rumah Pribadi

Ilustrasi investasi properti
Sumber :
  • Freepik

Mereka juga lebih terbuka untuk berbagi ruang, biaya, dan tanggung jawab. Sama seperti berbagi apartemen saat kuliah, co-buying menawarkan solusi yang terasa lebih ringan secara finansial, meski konsekuensinya lebih serius karena menyangkut aset jangka panjang.

Risiko Finansial Co-Buying

Tren Batik Lintas Generasi: Begini Selera Gen X, Milenial, dan Gen Z

Meski terlihat sederhana, co-buying memiliki konsekuensi hukum dan finansial yang tidak bisa diabaikan. Salah satu risiko terbesar adalah soal utang. Jika rumah dibeli dengan pinjaman, maka semua pemilik ikut bertanggung jawab. Artinya, bila salah satu pemilik mengalami kesulitan keuangan, yang lain bisa ikut menanggung beban cicilan.

Kondisi inilah yang membuat banyak ahli menyarankan agar sebelum melakukan co-buying, perlu dibuat perjanjian hukum yang jelas. Tanpa aturan tertulis, potensi sengketa akan sangat besar, apalagi jika suatu hari salah satu pihak ingin menjual bagian kepemilikannya.

Pentingnya Perjanjian Hukum dalam Co-Buying

Gen Z Wajib Tahu, 10 Tips Warren Buffett Ini Bisa Bikin Anda Kaya Raya!

Real estate expert Brendon DeSimone menekankan pentingnya kontrak sebelum membeli rumah bersama. Kontrak ini tidak hanya mencakup bagaimana properti akan digunakan, tetapi juga membahas detail krusial seperti pembagian biaya perawatan, pembayaran pajak, hingga langkah yang harus diambil jika salah satu pihak ingin keluar dari perjanjian.

NerdWallet bahkan merekomendasikan cohabitation agreement atau perjanjian tinggal bersama yang bersifat mengikat secara hukum. Perjanjian semacam ini dapat menjadi payung perlindungan bagi semua pihak, sehingga hubungan pertemanan atau bisnis tetap terjaga meskipun ada masalah terkait kepemilikan rumah.

Halaman Selanjutnya
img_title
Penyebab Quiet Covering di Kantor, Tren yang Bikin Karyawan Takut Jadi Diri Sendiri