5 Alasan Gen Z Sering Gonta-Ganti Pekerjaan, Bukan Cuma Soal Gaji!

Ilustrasi Melamar Pekerjaan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Job hopping atau kutu loncat seolah sudah melekat pada generasi Z (gen Z). Label tersebut muncul dari fenomen gen Z yang terbilang sering pindah kerja dalam waktu singkat, berbanding terbalik dengan generasi sebelumnya yang lebih ‘setia’ dengan satu perusahaan. 

Si 'Kutu Loncat' Jadi Incaran Startup, Kok Bisa?

Fenomena kutu loncat bukan sekadar tren, melainkan strategi untuk membangun masa depan karier yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Para pekerja dari kalangan yang lahir pada tahun 1997 hingga 2010 yang tidak sekadar mengejar gaji atau perubahan suasana, tetapi mencari pekerjaan yang benar-benar sejalan dengan nilai hidup, memberi peluang berkembang, serta mampu mendukung keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi. 

Di balik stereotip tersebut, terdapat alasan yang kuat dan logis dari sudut pandang gen Z.  Berikut lima alasan utama yang membuat Gen Z sering berpindah kerja.

1. Gaji Lebih Tinggi

Kutu Loncat Bisa Jadi Jalan Pintas Raih Kesuksesan Karier, Ini Syaratnya

Alasan paling umum adalah faktor finansial. Banyak Gen Z merasa bahwa kenaikan gaji di satu perusahaan sering kali tidak sebanding dengan beban kerja yang semakin besar. Dengan berpindah kerja, mereka bisa mendapatkan kenaikan penghasilan yang lebih signifikan dalam waktu singkat.

Fenomena ini dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi yang terus berubah. Gen Z tumbuh di era biaya hidup semakin tinggi sehingga wajar jika mereka menilai gaji sebagai faktor penting dalam memilih pekerjaan.

2. Lingkungan Kerja

6 Trik Jitu Negosiasi Gaji Saat Pindah Kerja, Bisa Naik Dua Kali Lipat!

Gen Z sangat peduli pada suasana kerja. Mereka menginginkan lingkungan yang inklusif, menghargai keberagaman, dan mendukung keseimbangan hidup. Jika menemukan budaya kerja yang toksik atau atasan yang kurang mendukung, mereka tidak segan untuk keluar.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang terbiasa “bertahan”, Gen Z lebih memilih mencari tempat yang sesuai dengan nilai pribadi. Bagi mereka, kesehatan mental dan kenyamanan kerja sama pentingnya dengan gaji.

3. Perkembangan Karier Lebih Cepat

Kesempatan untuk naik jabatan juga menjadi alasan kuat. Banyak Gen Z merasa perkembangan karier di perusahaan lama berjalan lambat. Mereka enggan menunggu terlalu lama hanya untuk mendapatkan promosi atau peran baru.

Dengan berpindah ke perusahaan lain, peluang untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi terbuka lebih cepat. Selain itu, mereka bisa menambah pengalaman beragam yang memperkuat portofolio profesional.

4. Mengeksplorasi Pengalaman Baru

Gen Z dikenal sebagai generasi yang berani bereksperimen. Mereka tidak segan mencoba bidang kerja yang berbeda untuk menemukan passion sebenarnya. Mobilitas ini sering dianggap negatif, tetapi dari sudut pandang mereka, eksplorasi adalah bagian dari proses belajar.

Setiap tempat kerja baru memberi kesempatan menambah keterampilan, membangun jejaring, dan memperluas wawasan. Hal ini membuat Gen Z lebih siap menghadapi perubahan di dunia kerja yang semakin dinamis.

5. Prioritas pada Keseimbangan Hidup

Bagi Gen Z, karier bukan hanya soal bekerja keras dari pagi hingga malam. Mereka lebih mengutamakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance).

Perusahaan yang memberi fleksibilitas waktu, kesempatan bekerja dari rumah, dan menghargai waktu istirahat lebih menarik bagi mereka. Jika perusahaan tidak memberikan ruang itu, berpindah kerja menjadi pilihan logis untuk menjaga kualitas hidup.

Fenomena Gen Z yang sering berpindah kerja bukan sekadar tanda kurang loyal, melainkan refleksi dari kebutuhan dan nilai yang mereka junjung tinggi. Mulai dari mengejar gaji yang lebih layak, mencari lingkungan kerja sehat, hingga menjaga keseimbangan hidup, semua alasan tersebut menggambarkan cara Gen Z memandang karier secara lebih holistik.

Bagi perusahaan, memahami pola pikir ini menjadi penting agar bisa menciptakan lingkungan yang mendukung retensi karyawan muda. Sementara bagi Gen Z, kuncinya adalah memastikan setiap langkah pindah kerja memiliki tujuan yang jelas sehingga citra “kutu loncat” bisa berubah menjadi strategi karier yang cerdas.