Silent Living Digandrungi Anak Muda: Benarkah Gaya Hidup Anti-Flexing Bikin Cepat Kaya?
- Freepik
2. Kondisi Ekonomi dan Kesadaran Finansial
Tingginya inflasi, kenaikan harga kebutuhan, dan ancaman resesi membuat orang lebih bijak mengelola uang. Silent Living mendorong pola konsumsi sadar.
Gaya hidup 'diam' ini mengajak agar setiap orang paham untuk membeli yang dibutuhkan, bukan sekadar pamer. Fenomena ini bahkan berdampak pada industri fashion dan luxury goods, yang melaporkan perlambatan penjualan di 2024 menurut data Bain & Company.
3. Kepedulian Kesehatan Mental
Mengurangi tekanan sosial berarti mengurangi stres. Penelitian dari American Psychological Association menunjukkan, membatasi konsumsi konten sosial yang bersifat kompetitif dapat meningkatkan kesejahteraan mental. Silent Living mendukung hal ini, karena fokusnya adalah hidup sesuai kemampuan tanpa mencari pengakuan.
4. Tren Global Anti-Flexing
Fenomena serupa terjadi di berbagai negara. Di Jepang, konsep Danshari (decluttering) dan di Eropa tren Quiet Luxury semakin populer. Indonesia pun mengikuti arah ini, terutama di kalangan profesional muda yang ingin hidup stabil tanpa beban cicilan hanya demi gengsi.