Ngeri! Jutaan Profesi Hilang Gara-Gara AI, Ini Penyebabnya

Ilustrasi AI
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Sejak kemunculan kecerdasan buatan (AI) generatif seperti ChatGPT, perubahan besar mulai terasa di berbagai sektor pekerjaan. AI kini tak hanya sekadar mendukung kerja manusia, tetapi sudah menggantikan banyak tugas yang dulunya dikerjakan oleh pegawai manusia. 

Fenomena PHK dan Pengangguran Tinggi di Era AI, Benarkah Skill Lebih Penting daripada Gelar Sarjana?

Laporan dari berbagai lembaga global menunjukkan bahwa AI telah menggantikan jutaan pekerjaan, terutama di sektor white-collar (kerah putih).

Menurut laporan dari World Economic Forum, sekitar 14 juta pekerjaan telah hilang secara global akibat adopsi AI dan otomatisasi. Bahkan hingga tahun 2030, diperkirakan lebih dari 375 juta pekerja di dunia harus berpindah profesi karena banyak peran yang menjadi usang. 

10 Prospek Jurusan Kuliah Ilmu Komunikasi di Masa Depan, Masih Menjanjikan di Era Adopsi AI?

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran, apakah profesi yang kita jalani hari ini akan tetap relevan lima tahun ke depan? Berikut lima alasan utama kenapa banyak profesi mulai hilang di era AI:

1. Pekerjaan Repetitif dan Berbasis Prosedur Sangat Rentan

Prospek Kerja Teknik Informatika: Peluang Karier, Gaji, hingga Dianggap Tahan Gempuran AI

AI dan sistem otomatisasi sangat unggul dalam menjalankan tugas yang sifatnya berulang, konsisten, dan berbasis aturan. Misalnya, entri data, akuntansi dasar, manajemen dokumen, atau layanan pelanggan standar. Profesi-profesi tersebut mudah digantikan karena AI mampu melakukannya lebih cepat, tanpa istirahat, dan dengan tingkat kesalahan yang sangat rendah.

Contoh paling nyata adalah perusahaan edukasi online Chegg, yang kehilangan lebih dari 20 persen stafnya karena pengguna beralih menggunakan AI seperti ChatGPT untuk menjawab pertanyaan pembelajaran.

Halaman Selanjutnya
img_title