Ngeri! Jutaan Profesi Hilang Gara-Gara AI, Ini Penyebabnya

Ilustrasi AI
Sumber :
  • Freepik

2. Efisiensi Bisnis Dorong Perusahaan Mengganti Tenaga Manusia

Jangan Asal Ikut Tren! Ini Risiko dan Peluang Investasi Bitcoin di 2030

Banyak perusahaan besar lebih memilih investasi di AI daripada mempertahankan tenaga kerja tradisional. Misalnya, Microsoft dikabarkan memangkas lebih dari 6.000 karyawan untuk mengalihkan dananya ke pengembangan AI senilai US$80 miliar. Hal ini mencerminkan tren global, di mana AI dianggap lebih hemat biaya dalam jangka panjang dan dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.

Bahkan, menurut Business Insider, tren ini telah memicu semacam “resesi kerja kerah putih” yang diam-diam menyebar di dunia industri.

5 Strategi Investasi yang Cocok untuk Pemula, dari Emas hingga Kripto

3. Teknologi AI Berkembang Lebih Cepat dari Kesiapan Tenaga Kerja

Banyak pekerja belum siap menghadapi perkembangan AI yang begitu pesat. CEO Anthropic, Dario Amodei, menyatakan bahwa dalam lima tahun ke depan, AI bisa menggantikan 50 persen pekerjaan tingkat pemula di bidang white-collar.

AI Tak Bisa Menyaingi Sentuhan Manusia: 5 Jurusan Kuliah Jadi Pilihan Cerdas untuk Masa Depan Cerah

Masalahnya, tidak semua pekerja memiliki waktu, akses, atau sumber daya untuk belajar ulang (reskilling) atau pindah ke profesi yang lebih tahan terhadap disrupsi AI. Akibatnya, kesenjangan antara kebutuhan industri dan keterampilan pekerja makin melebar.

4. AI Menggantikan Bukan Hanya Pekerjaan, Tapi Juga Keputusan

Halaman Selanjutnya
img_title