Tinggal di Indonesia Bikin Wajah Susah Glowing, Ternyata Ini Alasannya
- ChatGPT
Hal serupa terlihat pada Jerman Barat dan Jerman Timur sebelum penyatuan, di mana kesejahteraan sosial di Jerman Barat berkontribusi pada penampilan yang lebih menarik. Di Indonesia, banyak masyarakat masih menghadapi tantangan seperti kemiskinan, pengangguran, dan biaya hidup tinggi, yang meningkatkan stres dan, akibatnya, memengaruhi kondisi kulit.
Tantangan Hidup Masyarakat Indonesia
Data BKKBN menunjukkan bahwa beban hidup seperti ketidakstabilan ekonomi dan kekhawatiran akan masa depan menjadi pemicu utama stres di Indonesia. Pada 2025, meskipun angka kemiskinan menurun menjadi 8,47% atau 23,85 juta jiwa menurut Badan Pusat Statistik (BPS), banyak masyarakat masih berjuang memenuhi kebutuhan dasar.
Tekanan ini memicu produksi kortisol berlebih, yang tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga fisik, termasuk kulit. Kulit kusam, kerutan dini, dan hilangnya kilau alami menjadi gejala umum yang terlihat pada wajah. Selain itu, paparan polusi udara dan sinar UV di Indonesia, yang tinggi akibat iklim tropis, memperburuk kondisi kulit, terutama jika tidak diimbangi dengan perawatan yang memadai.
Solusi Kesejahteraan untuk Kulit Lebih Sehat
Budi Setiyono menegaskan bahwa untuk meningkatkan penampilan kulit, fokus utama bukanlah produk perawatan mahal, melainkan perbaikan kesejahteraan sosial. Ia menyarankan pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk memastikan penghasilan layak, akses pendidikan dasar 12 tahun, dan sertifikasi kompetensi kerja.
Dengan kesejahteraan yang lebih baik, tingkat stres dapat berkurang, sehingga produksi kortisol menurun dan kulit menjadi lebih sehat. Selain itu, Menteri BKKBN Wihaji menambahkan bahwa sikap positif dan kesehatan mental yang baik, seperti berpikir optimis, juga dapat membantu mengurangi dampak stres pada penampilan kulit.