Tiba-Tiba Mudah Marah atau Sedih di Usia 30-an? Ini Bisa Jadi Penyebabnya

- Freepik
Ilmu psikoneuroendokrinologi mengungkapkan bahwa gaya hidup modern berdampak langsung terhadap sumbu HPA (hipotalamus-hipofisis-adrenal) yang mengatur respon stres. Kurangnya istirahat dan konsumsi gula berlebih menyebabkan fluktuasi glukosa darah dan memicu pelepasan kortisol secara berlebihan. Sementara itu, dari sisi psikologi, lingkungan kerja yang toksik atau kurangnya dukungan sosial bisa memperbesar risiko gangguan suasana hati, terutama pada individu usia 30–40 tahun.
Kapan Harus Waspada dan Konsultasi ke Dokter?
Jika perubahan suasana hati mulai mengganggu aktivitas sehari-hari atau diiringi gejala fisik seperti kelelahan berlebihan, rambut rontok, siklus haid tidak teratur, atau libido menurun, sebaiknya segera konsultasi ke dokter.
Menurut panduan medis, gejala emosional yang berlangsung lebih dari dua minggu dan memengaruhi produktivitas bisa menjadi pertanda gangguan hormon atau bahkan gangguan mental seperti depresi klinis. Pemeriksaan hormon (seperti TSH, estrogen, atau testosteron) serta evaluasi psikologis dapat membantu mengidentifikasi akar masalah. Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius di kemudian hari.