Tiba-Tiba Mudah Marah atau Sedih di Usia 30-an? Ini Bisa Jadi Penyebabnya

Ilustrasi Mood Swing
Sumber :
  • Freepik

Penelitian menunjukkan bahwa faktor psikososial seperti tanggung jawab pekerjaan, tekanan untuk menikah atau memiliki anak, serta harapan sosial dapat memicu perubahan suasana hati. Secara neurologis, otak manusia masih mengalami perkembangan hingga usia awal 30-an, terutama pada area prefrontal cortex yang mengatur pengambilan keputusan dan pengendalian emosi. Ini menjelaskan kenapa banyak orang menjadi lebih sensitif atau mudah berubah suasana hati saat memasuki dekade ini.

 

Peran Hormon dalam Mengatur Suasana Hati

Hormon seperti estrogen, progesteron, testosteron, dan kortisol sangat memengaruhi sistem limbik otak, yaitu pusat pengaturan emosi. Perubahan kadar hormon ini dapat memengaruhi cara otak memproses stres, rasa bahagia, dan reaksi emosional.

 

Secara ilmiah, estrogen berperan meningkatkan kadar serotonin dan dopamin, dua zat kimia otak yang mengatur mood. Progesteron memiliki efek menenangkan, namun penurunan kadarnya bisa membuat seseorang lebih cemas. Testosteron yang rendah bisa memicu kelelahan dan depresi, baik pada pria maupun wanita. Kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres, jika terlalu tinggi akan mengganggu sistem saraf otonom dan menyebabkan kelelahan emosional kronis.