Lapar di Malam Hari Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan, Kapan Harus Waspada?
- Pixaby
Lifestyle –Pernah nggak, kamu baru saja tidur jam 11 malam, lalu sekitar pukul 2 dini hari tiba-tiba kebangun karena perut keroncongan? Lalu kamu menyerah, jalan ke dapur, buka kulkas, dan makan sisa nasi goreng semalam. Kalau cuma sekali-sekali, mungkin kamu anggap hal biasa. Tapi kalau kejadian ini berulang terus-terusan, hampir tiap malam, itu bisa jadi bukan sekadar lapar malam biasa.
Fenomena ini dikenal dengan nama Night Eating Syndrome (NES), sebuah kondisi medis yang sering disalahartikan sebagai kebiasaan ngemil malam. Padahal, NES bisa jadi pertanda tubuh dan pikiran sedang tidak baik-baik saja.
Night Eating Syndrome adalah gangguan makan yang ditandai dengan kurangnya nafsu makan di pagi/siang hari dan keinginan kuat untuk makan di malam hari, bahkan setelah tidur. Gangguan ini pertama kali diidentifikasi oleh, psikiater dari University of Pennsylvania, Dr. Albert Stunkard pada tahun 1955.
Dalam penelitian-penelitiannya, Dr. Stunkard menjelaskan bahwa NES bukan sekadar soal "nggak bisa tahan ngemil", tapi berakar dari gangguan pada regulasi hormon, stres emosional, dan siklus tidur yang tidak seimbang.
Gejala-Gejala NES yang Harus Dikenali
Menurut para ahli, berikut ini adalah gejala khas dari NES:
- Selalu merasa lapar atau ingin makan setelah jam 6–7 malam.
- Mengonsumsi lebih dari 25% total kalori harian di malam hari.
- Bangun tengah malam dengan dorongan kuat untuk makan.
- Sering tidak lapar di pagi hari, bahkan melewatkan sarapan.
- Tidur terganggu dan suasana hati memburuk saat malam.
- Ada perasaan bersalah atau malu setelah makan malam larut.
Jika kamu mengalami 3 atau lebih dari gejala di atas selama lebih dari dua minggu, sebaiknya mulai waspada.