Labuan Bajo 2025: Mengapa Surga NTT Ini Tetap Jadi Primadona Traveler?
- Jo Kenaru/ NTT
Kekayaan Budaya dan Komunitas Lokal
Labuan Bajo bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya. Kota ini dihuni oleh empat suku utama, termasuk Suku Bajo, yang dikenal sebagai pengembara laut, dan Suku Manggarai, yang memiliki tradisi seperti permainan adat Caci.
Di Kampung Melo, wisatawan dapat berinteraksi dengan penduduk lokal, mempelajari kerajinan tangan seperti tenun dan songket, serta membeli produk lokal sebagai oleh-oleh.
Aksesibilitas yang Semakin Mudah
Akses menuju Labuan Bajo kini semakin mudah dengan penerbangan langsung dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali melalui maskapai seperti Garuda Indonesia, Batik Air, Citilink, dan Wings Air. Bandara Internasional Komodo menjadi gerbang utama, dilengkapi dengan Tourist Information Center yang menyediakan informasi lengkap tentang destinasi wisata, kuliner, dan aktivitas lokal.
Selain jalur udara, wisatawan juga dapat memilih jalur laut melalui kapal PELNI dari Makassar, Surabaya, atau Bali, meskipun memerlukan waktu tempuh yang lebih lama. Infrastruktur jalan darat di Pulau Flores juga memungkinkan perjalanan dari Bajawa atau Ruteng, menawarkan pengalaman menikmati panorama daratan yang memukau.