GIPI Soroti Penurunan Kinerja Pariwisata Nasional dan Siapkan Langkah Pemulihan Terpadu

Ilustrasi kolam renang hotel
Sumber :
  • Pexels

Sebagai langkah pemulihan, GIPI menyiapkan berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional. Salah satunya adalah penyelenggaraan Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) ke-2 pada 9–12 Oktober 2025 di Nusantara International Convention & Exhibition, PIK 2, Jakarta.  Event ini terdiri dari dua segmen utama: B2B (Business to Business) dan B2C (Business to Consumer).

Mengintip Salah Satu Restoran Fine Dining Terbaik di Indonesia, Punya Pemandangan Samudra Hindia yang Memesona

GIPI menargetkan kehadiran 200–250 buyer internasional serta ratusan pelaku industri sebagai seller. Pameran juga akan melibatkan dinas pariwisata, sekolah pariwisata, hingga pelaku UMKM dan kuliner.

“Kami ingin menggerakkan pasar domestik dan menarik wisatawan mancanegara. Format bundling antara tiket, akomodasi, dan paket wisata akan jadi fokus promosi,” ujar Haryadi.

Itinerary Seharian di Ubud, dari Wisata Alam hingga Kulineran Khas Bali

Selain itu, GIPI akan berpartisipasi dalam ekspo internasional bertajuk Discovering the Beneficence of Indonesia di Utrecht, Belanda, pada 30 Oktober–2 November 2025. Ekspo ini bertujuan memperluas akses pasar Indonesia di Eropa dengan menggandeng diaspora dan penyelenggara lokal.
GIPI juga meluncurkan program GB Cup and Extended Tourism berupa turnamen sepak bola anak usia 8–12 tahun yang dikemas sebagai wisata keluarga.

“Kalau anak-anak tanding, orang tuanya ikut jalan-jalan. Satu rombongan bergerak, ini cara cerdas mendorong wisata domestik,” ujar Haryadi.

Sandal Simpel Idola Gen Z: Padu Padan Gaya dari Pantai ke Kafe

Di sektor minat khusus, GIPI akan menggandeng komunitas pencinta alam melalui program Nusantara Trail, yakni kegiatan lintas alam yang melibatkan pelaku pariwisata petualangan dari berbagai daerah.  Di bidang pengembangan SDM, GIPI tengah membentuk Lembaga Akreditasi Mandiri Kepariwisataan (Lamparisata) untuk mendukung penjaminan mutu pendidikan tinggi pariwisata. Inisiatif ini dinilai penting untuk menekan biaya akreditasi yang selama ini tinggi dan memberatkan perguruan tinggi swasta.

GIPI juga berupaya mengimplementasikan Mutual Recognition Arrangement (MRA) ASEAN bagi pekerja pariwisata terampil.

Halaman Selanjutnya
img_title