Mengapa Bayi Sering Bangun Tengah Malam? Ternyata Ini 9 Penyebabnya
- Pixabay
2. Siklus tidur belum matang
Selain itu, sistem pengaturan siklus tidur (ritme sirkadian) pada bayi belum terbentuk sempurna. Ritme ini, yang mengatur kapan seseorang merasa mengantuk atau terjaga, biasanya baru berkembang optimal setelah usia 3 hingga 6 bulan. Sebelum sistem ini matang, bayi tidur dalam siklus pendek yang terdiri dari tidur ringan dan tidur dalam, dengan durasi total 14–17 jam per hari, namun tidak beraturan.
Faktor Psikologis dan Emosional: Kebutuhan Akan Kenyamanan
3. Kecemasan berpisah
Seiring bertambahnya usia, faktor emosional mulai memengaruhi pola tidur bayi. Salah satunya adalah kecemasan akan perpisahan (separation anxiety), yang biasanya muncul pada usia 6 hingga 9 bulan. Pada fase ini, bayi mulai menyadari bahwa orang tua bisa pergi dan tidak selalu berada di dekatnya. Akibatnya, bayi yang terbangun di malam hari mungkin menangis bukan karena lapar, melainkan karena merasa cemas atau kehilangan kehadiran orang tua.
4. Butuh kenyamanan atau rasa aman
Selain itu, banyak bayi membutuhkan bantuan eksternal untuk kembali tidur, seperti digendong, dipeluk, atau diberi dot. Ketergantungan ini bisa membuat mereka lebih sering terbangun ketika tidak merasakan “rasa aman” tersebut. Dalam konteks parenting, penting bagi orang tua untuk memahami bahwa tangisan bayi bukan sekadar gangguan tidur, tetapi bentuk komunikasi emosional.