5 Kebiasaan Buruk Anak Gara-Gara Meniru Orang Tua, Bisa Kebawa Sampai Dewasa!

Ilustrasi ibu dan anak
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle – Anak adalah peniru ulung. Sejak usia dini, perilaku mereka banyak dipengaruhi oleh apa yang dilihat dan didengar di sekelilingnya, terutama dari orang tua. Tidak jarang, kebiasaan sehari-hari orang tua tanpa sadar menjadi cerminan langsung bagi anak.

Curiga Anak DBD? Orangtua Segera Lakukan 4 Hal Ini

Ketika orang tua melakukan suatu tindakan, baik positif maupun negatif, anak cenderung menyerapnya sebagai sesuatu yang normal. Masalah muncul ketika kebiasaan yang ditiru adalah hal-hal yang sebenarnya kurang sehat. 

Dari cara berkomunikasi hingga gaya hidup, anak bisa membentuk karakter dan perilaku yang serupa. Berikut lima kebiasaan buruk anak yang sering kali muncul akibat meniru orang tua.

1. Kecanduan Gadget Sejak Dini

7 Sifat Ayah yang Turun ke Anak, Nomor 5 Paling Banyak Terlihat!

Anak-anak zaman sekarang tumbuh di era digital. Namun, ketika orang tua terlalu sering sibuk dengan ponsel, laptop, atau televisi, anak akan menganggap gadget sebagai pusat perhatian utama. Tanpa disadari, pola ini mendorong anak untuk ikut larut dalam penggunaan gadget secara berlebihan.

Akibatnya, anak berpotensi mengalami gangguan tidur, penurunan konsentrasi, bahkan keterlambatan dalam kemampuan bersosialisasi. Orang tua sebaiknya menjadi contoh dengan membatasi waktu layar dan menunjukkan aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku atau bermain bersama keluarga.

2. Gaya Bicara Kasar dan Membentak

Bukan Dipaksa, Begini Cara Cerdas Membuat Anak Doyan Makan Sayuran

Cara berbicara orang tua sangat memengaruhi bagaimana anak berkomunikasi. Jika di rumah sering terdengar nada tinggi, bentakan, atau kata-kata kasar, anak akan menganggap hal itu sebagai bahasa sehari-hari yang normal.

Kebiasaan ini bisa berbahaya ketika anak menirunya di lingkungan sekolah atau bersama teman sebaya. Selain merusak hubungan sosial, gaya bicara yang kasar juga membentuk karakter anak menjadi lebih mudah tersulut emosi. Oleh karena itu, orang tua perlu berhati-hati dalam bertutur kata, bahkan ketika sedang marah sekalipun.

3. Pola Makan Tidak Sehat

Makanan yang tersedia di meja makan biasanya menggambarkan kebiasaan orang tua. Jika orang tua lebih sering menyajikan makanan cepat saji, gorengan, atau minuman manis, anak akan terbiasa dengan pola makan yang sama.

Padahal, pola makan tidak sehat sejak dini bisa memicu masalah kesehatan jangka panjang, seperti obesitas atau diabetes. Menjadi teladan dalam hal ini berarti memperlihatkan pada anak bahwa sayur, buah, dan air putih adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, anak lebih mudah membangun pola makan seimbang.

4. Kurang Disiplin dan Tidak Tepat Waktu

Disiplin bukan hanya soal aturan, tetapi juga kebiasaan kecil seperti bangun tepat waktu, menepati janji, atau menyelesaikan pekerjaan sesuai target. Jika orang tua sering menunda pekerjaan, terlambat datang, atau mengabaikan aturan sederhana, anak akan menganggap perilaku itu lumrah.

Dalam jangka panjang, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang kurang menghargai waktu dan aturan. Hal ini tentu berdampak pada prestasi akademik maupun kehidupan sosialnya. Membiasakan disiplin sejak kecil akan lebih mudah jika orang tua memberi contoh nyata dalam keseharian.

5. Mudah Marah dan Sulit Mengelola Emosi

Salah satu pelajaran emosional terbesar bagi anak adalah cara orang tua menghadapi masalah. Jika orang tua sering meluapkan amarah, membanting barang, atau bersikap agresif ketika kesal, anak akan meniru cara tersebut.

Kebiasaan ini membuat anak kesulitan mengontrol emosi ketika menghadapi situasi yang tidak sesuai keinginan. Mereka lebih rentan mengalami konflik dengan teman atau guru. Sebaliknya, orang tua yang mampu mengendalikan diri dan memilih cara tenang dalam menyelesaikan masalah akan memberi teladan berharga bagi anak.

Orang tua sering kali lupa bahwa anak belajar lebih banyak dari tindakan ketimbang perkataan. Kebiasaan sederhana secara perlahan membentuk karakter anak. Jika yang ditiru adalah kebiasaan buruk, maka dampaknya bisa terbawa hingga dewasa.

Oleh karena itu, keteladanan menjadi kunci utama dalam mendidik. Orang tua tidak hanya berperan sebagai pengasuh, tetapi juga sebagai role model. Dengan memberi contoh yang baik, anak tidak hanya tumbuh dengan perilaku positif, tetapi juga belajar membangun kepribadian yang sehat dan tangguh.