Mengapa Imunisasi Anak Tidak Boleh Ditunda? Fakta yang Wajib Diketahui
- Freepik
Menunda imunisasi berarti memperpanjang periode kerentanan anak terhadap penyakit yang dapat dicegah. Sebagai contoh, penyakit seperti campak dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk pneumonia, ensefalitis (infeksi otak), hingga kematian.
Data dari WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2019, lebih dari 207.000 kematian akibat campak terjadi di seluruh dunia, sebagian besar pada anak yang tidak divaksinasi atau terlambat mendapatkan vaksin. Dengan mematuhi jadwal imunisasi, risiko ini dapat diminimalkan secara signifikan.
Risiko Menunda Imunisasi
Menunda imunisasi tidak hanya membahayakan anak, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Ketika anak tidak divaksinasi tepat waktu, mereka menjadi lebih rentan terhadap penyakit menular, yang kemudian dapat menyebar ke anak-anak lain, terutama mereka yang belum cukup umur untuk divaksinasi atau memiliki kondisi medis yang membuat mereka tidak dapat menerima vaksin.
Konsep kekebalan kelompok (herd immunity) hanya efektif jika sebagian besar populasi telah divaksinasi. Penundaan imunisasi dapat melemahkan kekebalan kelompok, meningkatkan risiko wabah penyakit seperti yang terjadi pada kasus polio di beberapa wilayah Indonesia pada dekade lalu.
Selain itu, menunda imunisasi dapat menyebabkan anak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan perlindungan maksimal. Beberapa vaksin memerlukan dosis berulang dalam interval waktu tertentu untuk membangun kekebalan yang kuat.
Jika jadwal ini terganggu, efektivitas vaksin bisa menurun, sehingga anak tetap rentan terhadap penyakit. Misalnya, vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) diberikan dalam tiga dosis pada usia 2, 3, dan 4 bulan.