Menenangkan Anak yang Kehilangan Ibu, Berikut Panduan Praktis Berdasarkan Pendapat Ahli

Ilustrasi anak berduka
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Komedian yang juga presenter kenamaan Mpok Alpa meninggal dunia Jumat pagi 15 Agustus 2025. Mpok Alpa meninggal di usia yang ke-38 tahun usai berjuang melawan kankernya. 

Mpok Alpa Beri ASI Eksklusif Saat Kanker, Bagaimana Dampaknya Pada Anak?

Mpok Alpa sendiri meninggalkan empat orang anak, yang mana dua orang anaknya Sherly yang berusia remaja dan Alfatih yang berusia 9 tahun dari pernikahan pertamanya. Serta dua anak kembarnya yang berusia 9 bulan bernama Raffi Ahmad Darmadina dan Raffa Ahmad Darmadina. Sherly sendiri terlihat menangis hingga dibopong tetangganya saat jenazah ibunya tiba di rumah duka. 

Kehilangan ibu adalah pengalaman yang sangat berat bagi anak-anak. Sebagai orang dewasa, kita memiliki peran penting dalam membantu mereka mengatasi perasaan berduka dan menemukan cara untuk melanjutkan hidup.

Cara Memberitahukan Anak Tentang Kematian Ibu, Panduan Berdasarkan Usia dan Dukungan Profesional

Artikel ini menyajikan panduan praktis dan berbasis bukti dari Child Mind Institute untuk menenangkan anak yang ditinggal ibu, dengan pendekatan yang sesuai dengan usia dan dukungan profesional yang diperlukan.

Prinsip Dasar dalam Menenangkan Anak

1. Validasi Perasaan Anak

Anak-anak mungkin merasa bingung, marah, atau bahkan tidak menunjukkan perasaan sama sekali. Penting untuk mengakui dan menerima perasaan mereka tanpa menghakimi. Seperti yang dijelaskan oleh Child Mind Institute, anak-anak mungkin merasa cemas, marah, atau bahkan tidak menunjukkan perasaan sama sekali. Semua reaksi ini adalah bagian dari proses berduka.

2. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Tepat

Mpok Alpa Berjuang Lawan Kanker Saat Hamil, Bisakah Menurun ke Anak?

Hindari penggunaan eufemisme seperti "pergi tidur" atau "pergi ke tempat yang lebih baik" karena dapat membingungkan anak. Sebaliknya, gunakan kalimat yang jelas dan langsung, seperti "Ibu sudah meninggal dunia karena tubuhnya berhenti bekerja." Hal ini membantu anak memahami kenyataan tanpa rasa takut atau bingung.

3. Tunjukkan Emosi Secara Sehat

Menunjukkan perasaan Anda sendiri dapat membantu anak merasa bahwa perasaan mereka adalah hal yang wajar. Namun, penting untuk tetap tenang dan tidak terlalu emosional agar anak merasa aman dan tidak khawatir tentang perasaan Anda.

4. Berikan Ruang untuk Pertanyaan

Anak mungkin memiliki banyak pertanyaan. Jawablah pertanyaan mereka dengan jujur sesuai usia mereka. Jika Anda tidak tahu jawabannya, katakan dengan jujur bahwa Anda juga tidak tahu, dan bersama-sama mencari jawaban.

Panduan Berdasarkan Usia Anak

A. Balita (Usia 2–5 Tahun)

  • Pemahaman: Mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami konsep kematian.
  • Cara Menenangkan: Gunakan kalimat sederhana dan konkret. Misalnya, "Ibu sudah tidak ada lagi karena tubuhnya berhenti bekerja." Baca buku anak tentang kehilangan dan gunakan gambar untuk membantu pemahaman.

B. Anak Usia Sekolah Dasar (Usia 6–12 Tahun)

  • Pemahaman: Mulai memahami bahwa kematian bersifat permanen.
  • Cara Menenangkan: Jelaskan dengan detail yang sesuai usia, misalnya penyebab kematian jika diketahui. Ajak mereka mengenang kenangan indah bersama ibu dan buat ritual peringatan sederhana.

C. Remaja (Usia 13–18 Tahun)

  • Pemahaman: Memiliki pemahaman yang lebih kompleks tentang kematian dan perasaan.
  • Cara Menenangkan: Ajak mereka berdiskusi terbuka, dengarkan perasaan mereka, dan beri ruang untuk berekspresi. Pertimbangkan untuk mencari dukungan dari konselor atau psikolog jika diperlukan.

Tindak Lanjut Setelah Menyampaikan Berita

1. Pertahankan Rutinitas

Menjaga rutinitas harian membantu anak merasa aman dan stabil. Seperti yang disarankan oleh Child Mind Institute, menjaga rutinitas harian membantu anak merasa aman dan stabil.

2. Dukung Ekspresi Emosi

Berikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui berbagai cara, seperti berbicara, menggambar, atau menulis. Ini membantu mereka memproses perasaan dan menemukan cara untuk menghadapinya.

3. Awasi Perubahan Perilaku

Perhatikan tanda-tanda perubahan perilaku yang mungkin menunjukkan kesulitan dalam mengatasi berduka. Jika anak menunjukkan tanda-tanda kesulitan dalam mengatasi berduka, seperti perubahan perilaku yang signifikan atau kesulitan tidur, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional.

Peran Orang Dewasa dalam Mendukung Anak

1. Menjadi Teladan

Tunjukkan bagaimana mengelola perasaan dan berduka secara sehat. Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa, jadi penting untuk menjadi contoh yang baik.

2. Komunikasi Terbuka

Selalu terbuka untuk berbicara tentang ibu dan perasaan anak. Ini membantu anak merasa didengar dan dipahami.

3. Dukungan Berkelanjutan

Berikan dukungan emosional jangka panjang, karena proses berduka memerlukan waktu. Seperti yang disarankan oleh Child Mind Institute, berikan dukungan emosional jangka panjang, karena proses berduka memerlukan waktu.