Trik Ampuh Mengatasi Pertengkaran Kakak-Adik Biar Jadi Kompak dan Suportif

Ilustrasi kakak adik
Sumber :
  • Freepik

LifestylePersaingan antar saudara atau sibling rivalry adalah hal yang wajar terjadi di banyak keluarga. Mulai dari berebut mainan, merasa iri terhadap perhatian orang tua, hingga saling mengkritik prestasi masing-masing, semua itu bisa memicu konflik.

5 Cara Jitu Ajarkan Anak Konsep Uang dan Menabung Sejak Dini, Ilmunya Nempel Sampai Dewasa

Meski kerap dianggap fase normal dalam tumbuh kembang anak, jika dibiarkan berlarut-larut bukan tidak mungkin persaingan ini dapat merusak hubungan kakak-adik hingga dewasa. Para psikolog keluarga menyebut sibling rivalry biasanya muncul akibat perebutan perhatian, perbedaan karakter, atau pola asuh yang tidak seimbang.

Setiap anak punya kebutuhan unik. Ketika anak merasa kebutuhan itu diabaikan, ia akan mencari cara untuk mendapatkannya, bahkan dengan memicu konflik. Oleh karena itu, peran orang tua sangat penting untuk menumbuhkan rasa saling menghargai di antara saudara.

Daftar Makanan yang Bisa Bantu Anak Jadi Lebih Cerdas, Yuk Siapkan di Kotak Bekalnya!

Berikut trik yang dapat dicoba para orang tua dalam mengatasi pertengakaran antara kakak dan adik. Simak informasi lengkapnya di bawah ini ya.

1. Berikan Perhatian yang Adil

Anak sering membandingkan perlakuan yang diterima dari orang tua. Memberikan perhatian secara merata—baik dalam bentuk waktu, pujian, maupun dukungan—mencegah munculnya rasa iri. Jika satu anak mendapat apresiasi atas prestasinya di sekolah, pastikan anak lainnya juga diberi pengakuan atas kelebihan mereka, meski di bidang yang berbeda.

2. Ajarkan Empati Sejak Dini

Benarkah Makanan Bergizi Bikin Anak Lebih Cerdas?

Empati adalah kunci untuk memahami perasaan orang lain. Ajak anak melihat situasi dari sudut pandang saudara mereka. Misalnya, ketika kakak marah karena adik meminjam barang tanpa izin, gunakan momen itu untuk mengajarkan pentingnya menghargai kepemilikan dan perasaan orang lain.

3. Hindari Membandingkan Anak

Kalimat seperti “Kakak lebih rajin daripada adik” atau sebaliknya hanya akan menumbuhkan rasa kompetitif yang tidak sehat. Fokuslah pada perkembangan masing-masing anak tanpa menjadikan yang lain sebagai tolok ukur.

4. Dorong Kerja Sama, Bukan Kompetisi

Libatkan anak dalam aktivitas yang mengharuskan mereka bekerja sama. Contohnya, membuat proyek kerajinan tangan bersama, merapikan rumah, atau memasak. Dengan begitu, mereka belajar bahwa keberhasilan bisa dicapai bersama, bukan dengan menjatuhkan satu sama lain.

5. Jadwalkan Waktu Keluarga Berkualitas

Rutinitas seperti makan malam bersama atau akhir pekan tanpa gawai membantu mempererat ikatan. Momen ini memberi ruang bagi anak untuk berinteraksi positif, berbagi cerita, dan membangun kepercayaan.

6. Beri Ruang untuk Menyelesaikan Konflik Sendiri

Orang tua sebaiknya tidak langsung turun tangan dalam setiap pertengkaran kecil. Biarkan anak belajar bernegosiasi dan mencari solusi. Namun, tetap awasi agar konflik tidak berujung pada kekerasan fisik atau verbal.

7. Rayakan Perbedaan

Setiap anak memiliki bakat, minat, dan karakter unik. Alih-alih memaksakan kesamaan, rayakan keberagaman tersebut. Misalnya, adik yang hobi menggambar dan kakak yang gemar olahraga bisa saling mengajarkan keterampilan masing-masing.

Sibling rivalry bukanlah masalah yang bisa hilang begitu saja, tetapi dapat dikelola agar tidak berkembang menjadi konflik berkepanjangan. Kuncinya adalah perhatian yang adil, komunikasi yang sehat, dan pembiasaan kerja sama sejak dini. Dengan pendekatan yang tepat, kakak dan adik tidak hanya akan tumbuh kompak, tetapi juga menjadi sahabat seumur hidup.