Orang Tua Harus Membatasi Anak Main Roblox, Jam-Jam Ini Paling Rawan!
- iStock
Lifestyle –Di era digital saat ini, Roblox telah menjadi salah satu platform permainan online paling populer di kalangan anak-anak dan remaja, dengan lebih dari 380 juta pengguna aktif bulanan dan 88,9 juta pengguna harian pada tahun 2025.
Platform ini memungkinkan pengguna untuk membuat dan memainkan berbagai game yang dibuat oleh komunitas, menjadikannya ruang kreatif yang menarik. Namun, di balik daya tariknya, Roblox menyimpan risiko serius bagi anak-anak, termasuk paparan konten tidak pantas, interaksi dengan orang dewasa yang berpotensi membahayakan, dan potensi kecanduan.
Sebagai orang tua, memahami bahaya ini sangat penting untuk melindungi anak dari ancaman dunia maya, terutama mengingat platform ini sering kali menampilkan konten yang tampak ramah anak tetapi sebenarnya penuh jebakan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak-anak mudah terpapar materi dewasa atau menjadi target predator online, membuat pembatasan waktu bermain menjadi langkah krusial dalam parenting digital.
Bahaya Konten User-Generated di Roblox
Bahaya utama dari permainan Roblox bagi anak-anak terletak pada sifatnya yang user-generated, di mana siapa pun bisa membuat konten tanpa pengawasan ketat. Menurut laporan dari peneliti, platform ini sering kali mengekspos anak-anak pada konten "deeply disturbing" seperti kekerasan ekstrem, darah realistis, humor kasar, dan tema romantis yang tidak sesuai usia.
Anak-anak di bawah 13 tahun, yang merupakan sebagian besar pengguna (sekitar 67% pengguna di bawah 16 tahun), rentan mengalami cyberbullying, kontak tidak diinginkan, atau bahkan grooming oleh predator dewasa.
Sebuah studi eksklusif mengungkapkan adanya "troubling disconnect" antara tampilan ramah anak dan realitas konten yang berbahaya, di mana anak-anak bisa dengan mudah berinteraksi tanpa pengawasan. Misalnya, fitur chat dan voice chat memungkinkan komunikasi langsung, yang sering dimanfaatkan oleh orang dewasa untuk mendekati anak-anak, membangun kepercayaan, dan kemudian mengeksploitasi mereka secara seksual atau emosional.