Kenapa Anak Ketika Dilarang Semakin Melakukannya? Ini Penjelasan Psikologi Anak
- Pixabay
Saat Larangan Tetap Dibutuhkan, Tapi Harus Bijak
Tentu ada situasi di mana larangan tetap harus diberlakukan dengan tegas, misalnya demi keselamatan seperti, angan menyentuh kompor, kangan menyeberang jalan sendirian atau jngan membuka pintu untuk orang asing.
Namun, larangan semacam ini tetap bisa disampaikan secara empatik dan edukatif, bukan sekadar otoritatif. Gunakan kalimat seperti:
“Aku nggak izinkan kamu sentuh itu karena panas dan bisa melukai tanganmu. Nanti Mama ajari caranya kalau sudah waktunya, ya.”
Fenomena “semakin dilarang, semakin dilakukan” bukan tanda anak nakal, tapi respons psikologis alami terhadap kehilangan kontrol. Dr. Ross Greene mengajak orang tua untuk mengganti pendekatan dari kendali penuh ke kolaborasi yang penuh empati.
Dengan komunikasi yang terbuka, penyampaian yang bijak, dan melibatkan anak dalam solusi, aturan rumah akan lebih mudah diterima. Bukan karena anak takut, tapi karena anak paham dan merasa dihargai.