Kenapa Anak Ketika Dilarang Semakin Melakukannya? Ini Penjelasan Psikologi Anak
Rabu, 23 Juli 2025 - 17:02 WIB
Sumber :
- Pixabay
Ia menyarankan agar orang tua beralih ke pola komunikasi kolaboratif, di mana anak diberi ruang untuk memahami alasan di balik aturan dan diajak menyelesaikan masalah bersama.
Contoh Nyata: Larangan vs Kolaborasi
Misalnya, saat anak sering bermain HP di malam hari:
- Cara lama (otoriter): “Pokoknya mulai sekarang, HP disita jam 7 malam. Titik!”
- Respons anak: Merasa dikekang, lalu menyembunyikan HP dan bermain diam-diam.
Bandingkan dengan pendekatan kolaboratif:
- Cara kolaboratif: “Kak, aku lihat kamu sering susah bangun pagi. Mungkin karena HP? Kita cari solusi bareng yuk, gimana baiknya soal waktu main HP?”
- Respons anak: Merasa dilibatkan, lebih mungkin mengikuti kesepakatan karena ia berkontribusi dalam keputusan itu.
Gaya Komunikasi yang Menenangkan, Bukan Mengancam
Halaman Selanjutnya
Greene juga menekankan pentingnya tone komunikasi. Anak-anak sangat sensitif terhadap nada bicara dan cara penyampaian.