Anak Selalu Ogah Sekolah Tiap Hari Senin? Ini Cara Hadapi Tanpa Marah-Marah
Senin, 21 Juli 2025 - 07:02 WIB
Sumber :
- iStock
“Anak-anak merasakan energi emosional orang tua. Jika ibu panik, cemas, atau marah, anak akan menangkap sinyal itu dan bereaksi dengan penolakan atau tantrum,” kata dia.
Kesalahan Umum di Senin Pagi yang Memperparah Drama
Berikut beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan tanpa disadari dan justru memperburuk suasana:
- Tidur terlalu malam di malam Minggu
Anak-anak cenderung tidur lebih larut saat akhir pekan, membuat mereka sulit bangun segar di hari Senin. - Kurangnya persiapan malam sebelumnya
Seragam belum disetrika, tugas belum dicek, atau kotak bekal belum dicuci — semua ini jadi bom waktu di pagi hari. - Nada suara tinggi saat membangunkan
Kalimat seperti “Cepat bangun, nanti telat!” bisa memicu respons defensif anak, terutama yang belum sepenuhnya sadar. - Ibu multitasking dalam kondisi stres
Saat ibu mengatur banyak hal sekaligus sambil terburu-buru, risiko lupa atau salah urus makin tinggi dan anak ikut terdampak.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Ketegangan?
Laura menekankan pentingnya menciptakan suasana tenang dan penuh keterhubungan emosional di pagi hari. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
- Mulai dari malam sebelumnya
Pastikan anak tidur cukup. Persiapkan seragam, bekal, dan tas sekolah di malam hari. Libatkan anak agar mereka merasa memiliki tanggung jawab. - Bangun lebih awal dari anak
Waktu 15-20 menit sendiri bagi ibu sebelum “perang pagi” dimulai bisa memberi ruang untuk bernafas dan menenangkan pikiran. - Bangunkan anak dengan lembut
Sentuhan ringan, musik tenang, atau suara pelan lebih efektif dibanding teriakan. Gunakan waktu bangun sebagai momen koneksi, bukan perintah. - Buat rutinitas visual
Anak lebih mudah mengikuti langkah-langkah jika ada panduan gambar seperti: bangun — cuci muka — pakai baju — sarapan — sikat gigi. - Validasi emosi anak
Jika anak bilang, “Aku malas sekolah,” jangan langsung dibantah. Katakan, “Ibu juga kadang rasanya ingin tidur terus, tapi kita tetap bisa semangat sama-sama.”
Halaman Selanjutnya
Ibu Perlu Dukungan, Bukan Tuntutan