Tanpa Disadari, Kebiasaan Ini Bikin Otak Anak Jadi Tumpul!

Ilustrasi anak belajar
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Siapa sih yang tidak ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang pintar, cekatan, dan berprestasi? Banyak orang tua sejak dini sudah mengupayakan berbagai hal agar si kecil tumbuh jadi anak cerdas, mulai dari memberikan susu formula mahal, mendaftarkan kursus tambahan, hingga menyediakan mainan edukatif.

Sakit Kepala Tiap Pulang Kerja? Ini 5 Penyebab yang Sering Nggak Disadari

Namun tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang justru bisa menghambat perkembangan otak anak, bahkan membuat kemampuan berpikirnya tumpul. Padahal, semua itu terjadi bukan karena kurang pintar, tapi karena stimulus otaknya tidak berkembang dengan optimal.

Fenomena ini kini makin sering terlihat. Anak-anak bisa dengan cepat mengoperasikan gadget, tapi sulit berkonsentrasi saat belajar. Mereka bisa menghafal nama-nama karakter di video game, tapi lambat dalam memahami materi sekolah. Apa penyebabnya?

Patut Ditiru! Begini Cara Orang Tua di Korea Mengelola Screen Time Anak di Era Teknologi

Pertama mari pahami dulu alasan otak anak perlu dijaga sejak dini. Masa anak-anak, terutama usia 0–12 tahun, merupakan periode emas perkembangan otak. Dalam fase ini, otak anak mengalami pertumbuhan pesat, terutama dalam membentuk jaringan sinapsis, koneksi antar-neuron yang menjadi pondasi kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berpikir kritis.

Jika pada masa ini otak tidak dirangsang secara tepat atau malah terpapar hal-hal yang merugikan, potensi kognitif anak bisa menurun. Bukan hanya membuat anak malas berpikir, tetapi juga bisa berdampak jangka panjang terhadap kemampuan akademik dan sosialnya.

Kenapa Gampang Emosi hingga Ngamuk Saat Tersenggol di KRL Saat Jam Pulang Kantor? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Menurut Direktur Harvard Center on the Developing Child, Dr. Jack P. Shonkoff, lingkungan dan pengalaman anak sangat memengaruhi perkembangan otaknya. Otak anak tidak hanya butuh stimulasi, tapi juga perlindungan dari stres dan kebiasaan buruk.

Dengan kata lain, bukan hanya soal mengajari anak berhitung atau membaca sejak dini, tapi juga memastikan bahwa tidak ada faktor yang merusak proses belajar alami otaknya.

Halaman Selanjutnya
img_title