Anak Korea Terjebak Ekspektasi? Inilah Dampak Budaya Kompetisi pada Hubungan Orang Tua dan Anak

Ilustrasi anak berprestasi
Sumber :
  • Freepik

Dampak Budaya Kompetisi pada Hubungan Orang Tua dan Anak

5 Negara dengan Gaya Pola Asuh Terbaik, Indonesia Termasuk?

Budaya kompetisi memiliki dampak signifikan pada hubungan orang tua dan anak. Secara negatif, ekspektasi yang tidak realistis dapat menyebabkan ketegangan emosional, di mana anak merasa sulit berbagi perasaan atau kegagalan karena takut mengecewakan orang tua. 

Survei dari Korea Institute for Health and Social Affairs (2023) menunjukkan bahwa 30% remaja merasa hubungan mereka dengan orang tua bersifat transaksional, lebih berfokus pada hasil akademik daripada ikatan emosional. Namun, jika dikelola dengan baik, budaya ini juga dapat memotivasi anak untuk berprestasi dan menanamkan disiplin serta tanggung jawab. Pola asuh yang seimbang menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatif sambil memanfaatkan aspek positif dari kompetisi.

Tantangan Parenting dalam Budaya Kompetisi

Bahaya Media Sosial untuk Anak, Haruskah Indonesia Mengikuti Pola Asuh Orang Australia?

Parenting di Korea Selatan menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan dukungan akademik dengan kesejahteraan emosional anak. Banyak orang tua merasa tertekan untuk bersaing dengan keluarga lain, mendorong anak mereka ke dalam jadwal belajar yang padat. Stigma terhadap kegagalan atau mencari bantuan profesional, seperti konseling psikologis, juga menyulitkan upaya membangun hubungan yang sehat. 

Seorang ibu di Busan, misalnya, berbagi kisah bagaimana ia awalnya memaksakan anaknya mengikuti hagwon setiap hari, tetapi menyadari bahwa hal ini membuat anaknya menarik diri dari keluarga, mendorongnya untuk mengubah pendekatan pola asuh.

Strategi Pola Asuh untuk Memperkuat Hubungan Orang Tua dan Anak

Halaman Selanjutnya
img_title
10 Tren Parenting 2025 dari Detoks Digital hingga FAFO, Mana yang Paling Tepat?