Apakah Tren Makanan Korea Akan Bertahan Lama di Indonesia? Ini Jawabannya!
- Freepik
Banyak pelaku usaha kuliner di Indonesia yang pintar dalam mengadaptasi rasa. Misalnya, tteokbokki dibuat tidak terlalu pedas, atau ramyeon disajikan dengan topping telur dan bakso agar terasa lebih familiar. Inovasi inilah yang membuat makanan Korea bisa diterima oleh berbagai kalangan, termasuk mereka yang tidak terbiasa dengan rasa aslinya.
3. Banyak Versi Halal dan Terjangkau
Salah satu kekhawatiran masyarakat Indonesia soal makanan Korea adalah kehalalannya. Namun sekarang, banyak restoran dan merek lokal yang menyajikan versi halal dari makanan Korea, bahkan dengan harga yang lebih ramah di kantong. Ini tentu memperluas jangkauan konsumen dan menjadikan kuliner Korea lebih inklusif.
4. Makanan Korea Masuk ke Semua Level Pasar
Dulu, makanan Korea mungkin hanya bisa ditemui di restoran mahal di pusat kota. Sekarang, kamu bisa menemukannya di food court mal, kafe kecil, hingga gerai pinggir jalan. Bahkan, banyak brand lokal dan UMKM yang mulai menjual tteokbokki instan, saus gochujang, atau jajanan Korea dalam bentuk frozen food. Artinya, kuliner Korea sudah menjadi bagian dari pasar makanan sehari-hari di Indonesia.
5. Didukung oleh Media Sosial dan Konten Kreator
Tren makanan Korea juga sangat didukung oleh konten kreator, food vlogger, dan influencer yang rajin membuat video review atau resep-resep makanan ala Korea. Video mukbang, konten “coba makanan Korea pertama kali”, hingga resep ramyeon viral di TikTok membuat tren ini terus berputar dan menciptakan rasa penasaran baru di kalangan penonton.