Teko Dinilai Tradisional, Begini Cara Gen Z Bikin Teh yang Bikin Geleng Kepala
- Pixaby
Faktor lain yang mendorong tren ini adalah pengaruh budaya Amerika, di mana teko listrik bukanlah peralatan rumah tangga yang umum. Di Amerika Serikat, microwave sering digunakan untuk memanaskan air, baik untuk teh, kopi, atau minuman lainnya.
Dengan paparan budaya Amerika melalui media sosial dan hiburan, Generasi Z di Inggris mulai mengadopsi kebiasaan ini, menganggapnya sebagai cara yang "normal" dan modern. Fenomena ini menunjukkan bagaimana globalisasi budaya memengaruhi kebiasaan sehari-hari, bahkan dalam hal sesederhana menyeduh teh.
Namun, perubahan ini tidak hanya memicu perdebatan tentang tradisi, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang kualitas minuman yang dihasilkan.
Dampak pada Cita Rasa Teh
Menurut Dr. Tim Bond dari Tea Advisory Panel, memanaskan air dengan microwave menghasilkan distribusi panas yang tidak merata, yang berdampak pada proses ekstraksi teh.
Air yang dipanaskan di microwave cenderung memiliki titik panas dan dingin, sehingga teh tidak terseduh secara optimal. Hal ini dapat menghasilkan rasa yang cenderung pahit atau "stewed" karena daun teh tidak larut secara seragam.
Sebaliknya, teko listrik mampu memanaskan air hingga titik didih yang konsisten (100°C pada tekanan standar), yang ideal untuk menyeduh teh hitam, hijau, atau herbal. Selain itu, waktu pemanasan di microwave lebih lama—hampir tiga menit untuk satu cangkir air—dibandingkan dengan 48 detik menggunakan teko listrik, menjadikan metode ini kurang efisien.