Waspada! 5 Makanan Tradisional Ini Bisa Sebabkan Keracunan Jika Salah Olah

Ilustrasi makanan
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Di Indonesia, kekayaan kuliner tradisional adalah warisan budaya yang sangat berharga. Setiap daerah punya makanan khas yang tidak hanya lezat, tapi juga sarat makna dan sejarah. Mulai dari olahan fermentasi, makanan bersantan, hingga camilan hasil bumi seperti singkong dan jengkol, semuanya punya tempat istimewa di hati masyarakat.

Resep Ayam Lada Hitam yang Gurih dan Pedas Menggoda, Cocok Jadi Menu Spesial di Rumah

Namun, di balik kelezatannya, ada hal yang sering luput dari perhatian: beberapa makanan tradisional ternyata bisa menjadi racun bagi tubuh jika tidak diolah dengan benar. Kandungan alami tertentu, seperti racun sianida atau senyawa kimia hasil fermentasi, bisa membahayakan kesehatan jika proses pengolahan atau penyajiannya tidak tepat.

Hal ini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk meningkatkan kewaspadaan. Karena makanan yang seharusnya jadi sumber energi dan kebahagiaan, bisa berubah menjadi penyebab gangguan kesehatan, bahkan keracunan, jika kita lengah dalam memasaknya.

Resep Ayam Teriyaki Rumahan dengan Bumbu Simple tapi Lezat, Cocok untuk Menu Sehari-hari

Berikut adalah 5 jenis makanan tradisional yang bisa menjadi racun jika salah pengolahan, serta cara mengolahnya dengan benar agar tetap aman dikonsumsi:

1. Singkong

Singkong adalah makanan tradisional yang murah dan serbaguna. Namun, singkong, terutama jenis pahit—mengandung senyawa alami bernama sianida. Jika tidak diolah dengan benar, sianida dapat menyebabkan keracunan serius.

10 Menu MPASI Praktis dan Sehat untuk Ibu Bekerja

Tips aman: Kupas bersih, cuci di bawah air mengalir, rendam selama beberapa jam, lalu rebus hingga benar-benar matang untuk menghilangkan racun.

2. Jengkol

Jengkol terkenal dengan baunya yang menyengat, tapi tak banyak yang tahu bahwa jengkol mengandung asam jengkolat, yang bisa mengendap di ginjal dan menyebabkan nyeri hebat.

Tips aman: Rebus berulang kali, buang air rebusannya, dan tambahkan daun salam atau kopi saat merebus untuk mengurangi kadar racun dan aroma menyengat.

3. Tempe Bongkrek

Tempe bongkrek adalah makanan fermentasi dari ampas kelapa yang pernah populer di beberapa daerah Jawa. Sayangnya, jika proses fermentasinya terganggu, bisa tumbuh bakteri Burkholderia gladioli, penghasil racun bongkrek yang sangat mematikan.

Tips aman: Karena risikonya tinggi, tempe bongkrek sudah jarang diproduksi dan disarankan untuk dihindari jika tidak dibuat secara higienis dan profesional.

4. Ikan Asin Fermentasi (seperti bekasam)

Beberapa jenis ikan fermentasi tradisional bisa menghasilkan histamin dalam kadar tinggi jika tidak disimpan atau diolah dengan benar. Histamin berlebih bisa menyebabkan reaksi alergi mirip keracunan.

Tips aman: Pastikan ikan difermentasi dengan benar, simpan di tempat bersih dan dingin, dan jangan konsumsi jika berbau busuk atau berwarna aneh.

5. Keju Tradisional Fermentasi Lokal (Dadih/Susu Kerbau Fermentasi)

Produk susu fermentasi tradisional seperti dadih memang menyehatkan, tapi jika prosesnya tidak steril, bisa terkontaminasi bakteri seperti Listeria atau Salmonella.

Tips aman: Gunakan wadah bersih, hindari kontaminasi silang, dan simpan pada suhu yang tepat untuk menjaga kualitas dan keamanannya.

Makanan tradisional Indonesia memang lezat dan kaya manfaat, tapi juga menuntut kehati-hatian. Pengetahuan tentang cara pengolahan yang tepat bukan hanya penting bagi para koki atau ibu rumah tangga, tapi juga bagi siapa pun yang ingin menikmati kuliner Nusantara dengan aman.

Jadi, sebelum menyantap makanan favorit dari kampung halaman, pastikan proses pengolahannya benar. Karena dalam dunia kuliner, kenikmatan tak akan berarti tanpa keamanan.