Kenapa Perempuan Sering Mengungkit Kesalahan di Masa Lalu Saat Bertengkar?
- Freepik
Lifestyle –Dalam sebuah pertengkaran, sering kali perempuan dianggap lebih sering mengingat dan mengungkit kesalahan pasangan di masa lalu. Hal ini kerap menimbulkan pertanyaan seperti kenapa hal yang sudah lama berlalu masih dibahas? Apakah itu bentuk dendam, atau justru cara lain dalam berkomunikasi?
Untuk memahami fenomena ini, kita perlu menengok dari sisi psikologi komunikasi dan dinamika emosi dalam hubungan.
Alasan Utama Perempuan Mengungkit Masa Lalu
1. Emosi yang Belum Terselesaikan
Menurut Dr. John Gottman, psikolog dan peneliti hubungan dari University of Washington, konflik yang tidak pernah benar-benar diselesaikan cenderung muncul kembali dalam pertengkaran berikutnya.
“Ketika masalah lama tidak benar-benar terselesaikan, pasangan akan membawa luka itu kembali ke dalam percakapan baru, karena otaknya menganggap itu masih relevan,” kata dia.
Artinya, mengungkit masa lalu bukan sekadar mengingat, tapi sebagai tanda ada emosi yang belum sembuh.
2. Pola Ingatan Emosional yang Lebih Kuat
Penelitian psikologi kognitif menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki memori emosional yang lebih detail. Mereka bukan hanya mengingat peristiwa, tapi juga perasaan yang menyertainya. Hal ini membuat perempuan lebih mudah menghubungkan konflik saat ini dengan pengalaman sebelumnya.
3. Upaya untuk Validasi dan Pemahaman
Mengungkit kesalahan lama kadang bukan dimaksudkan untuk menyerang, melainkan untuk menekankan “Aku pernah terluka, dan aku ingin kamu benar-benar mengerti bagaimana rasanya.”
Dr. John Gottman menambahkan bahwa inti dari pertengkaran sering kali bukan sekadar masalah teknis, tetapi kebutuhan untuk merasa dipahami.
“Dalam konflik pasangan, yang dicari bukan kemenangan, melainkan pengakuan terhadap perasaan,” kata dia.
4. Mekanisme Pertahanan Diri
Dalam situasi terpojok, beberapa perempuan mungkin mengungkit masa lalu sebagai cara mempertahankan diri. Dengan mengingatkan kesalahan pasangan, mereka merasa memiliki “pegangan” untuk menyeimbangkan posisi saat konflik berlangsung.
Jika terlalu sering dilakukan tanpa solusi, kebiasaan mengungkit kesalahan lama bisa berujung pada:
- Lingkaran konflik yang berulang.
- Rasa lelah emosional pada kedua belah pihak.
- Hilangnya rasa percaya dan kedekatan emosional.
Cara Mengatasi: Belajar Komunikasi Sehat
1. Selesaikan Masalah Sampai Tuntas
Pasangan perlu benar-benar menutup konflik lama dengan penyelesaian yang jelas, bukan sekadar mengabaikannya.
2. Gunakan “I Statement”
Alih-alih menyalahkan, coba ungkapkan dengan format: “Aku merasa…” bukan “Kamu selalu…”.
3. Fokus pada Solusi, Bukan Masa Lalu
Daripada mengulang kesalahan yang sama, lebih baik berdiskusi bagaimana mencegahnya di masa depan.
4. Validasi Emosi Pasangan
Menghargai perasaan pasangan dapat mengurangi kebutuhannya untuk terus mengulang cerita lama.
Dr. John Gottman menegaskan bahwa hubungan yang sehat adalah hubungan di mana pasangan mau saling mendengar dengan empati, meski itu berarti mendengarkan hal-hal yang sulit