Kenapa Perempuan Sering Mengungkit Kesalahan di Masa Lalu Saat Bertengkar?

Ilustrasi konflik pasangan
Sumber :
  • Freepik

LifestyleDalam sebuah pertengkaran, sering kali perempuan dianggap lebih sering mengingat dan mengungkit kesalahan pasangan di masa lalu. Hal ini kerap menimbulkan pertanyaan seperti kenapa hal yang sudah lama berlalu masih dibahas? Apakah itu bentuk dendam, atau justru cara lain dalam berkomunikasi?

Ingin Pasanganmu Lembut? Begini Cara yang Benar

 

Untuk memahami fenomena ini, kita perlu menengok dari sisi psikologi komunikasi dan dinamika emosi dalam hubungan.

Alasan Utama Perempuan Mengungkit Masa Lalu

1. Emosi yang Belum Terselesaikan

Orang Tua Mudah Emosi Saat Anak Susah Makan & Belajar? Begini Penjelasan Psikologinya

Menurut Dr. John Gottman, psikolog dan peneliti hubungan dari University of Washington, konflik yang tidak pernah benar-benar diselesaikan cenderung muncul kembali dalam pertengkaran berikutnya.

“Ketika masalah lama tidak benar-benar terselesaikan, pasangan akan membawa luka itu kembali ke dalam percakapan baru, karena otaknya menganggap itu masih relevan,” kata dia.

5 Pekerjaan Bergengsi di Tambang Emas untuk Perempuan, Semua Punya Kesempatan yang Sama

Artinya, mengungkit masa lalu bukan sekadar mengingat, tapi sebagai tanda ada emosi yang belum sembuh.

2. Pola Ingatan Emosional yang Lebih Kuat

Penelitian psikologi kognitif menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki memori emosional yang lebih detail. Mereka bukan hanya mengingat peristiwa, tapi juga perasaan yang menyertainya. Hal ini membuat perempuan lebih mudah menghubungkan konflik saat ini dengan pengalaman sebelumnya.

3. Upaya untuk Validasi dan Pemahaman

Mengungkit kesalahan lama kadang bukan dimaksudkan untuk menyerang, melainkan untuk menekankan “Aku pernah terluka, dan aku ingin kamu benar-benar mengerti bagaimana rasanya.”

Dr. John Gottman menambahkan bahwa inti dari pertengkaran sering kali bukan sekadar masalah teknis, tetapi kebutuhan untuk merasa dipahami.

“Dalam konflik pasangan, yang dicari bukan kemenangan, melainkan pengakuan terhadap perasaan,” kata dia.

4. Mekanisme Pertahanan Diri

Dalam situasi terpojok, beberapa perempuan mungkin mengungkit masa lalu sebagai cara mempertahankan diri. Dengan mengingatkan kesalahan pasangan, mereka merasa memiliki “pegangan” untuk menyeimbangkan posisi saat konflik berlangsung.

Jika terlalu sering dilakukan tanpa solusi, kebiasaan mengungkit kesalahan lama bisa berujung pada:

  • Lingkaran konflik yang berulang.
  • Rasa lelah emosional pada kedua belah pihak.
  • Hilangnya rasa percaya dan kedekatan emosional.

Cara Mengatasi: Belajar Komunikasi Sehat

1. Selesaikan Masalah Sampai Tuntas

Pasangan perlu benar-benar menutup konflik lama dengan penyelesaian yang jelas, bukan sekadar mengabaikannya.

2. Gunakan “I Statement”

Alih-alih menyalahkan, coba ungkapkan dengan format: “Aku merasa…” bukan “Kamu selalu…”.

3. Fokus pada Solusi, Bukan Masa Lalu

Daripada mengulang kesalahan yang sama, lebih baik berdiskusi bagaimana mencegahnya di masa depan.

4. Validasi Emosi Pasangan

Menghargai perasaan pasangan dapat mengurangi kebutuhannya untuk terus mengulang cerita lama.

Dr. John Gottman menegaskan bahwa hubungan yang sehat adalah hubungan di mana pasangan mau saling mendengar dengan empati, meski itu berarti mendengarkan hal-hal yang sulit