Strategi Penanganan Kanker Serviks di Indonesia
- Freepik
Sebagai pusat pelatihan, keempat rumah sakit tersebut akan menyediakan pelatihan bagi rumah sakit yang berada di wilayah sekitarnya. Selain itu, mereka juga akan membangun pusat pelatihan dengan peralatan yang mumpuni untuk meningkatkan kapabilitas tenaga kesehatan dalam penanganan kanker.
Melalui ACTIVE 2.0, sakit di Indonesia akan mendapatkan akses teknologi radioterapi mutakhir, bimbingan pakar internasional, dan program pelatihan yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien secara nasional.
“Kementerian Kesehatan menyambut baik kerja sama ini yang merupakan komitmen kami untuk memperkuat layanan kanker di dalam negeri. Kolaborasi ini sejalan dengan Transformasi Kesehatan khususnya untuk pelayanan onkologi sekaligus meningkatkan kapasitas tenaga medis di berbagai rumah sakit nasional,” kata Direktur Pelayanan Klinis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Obrin Parulian, M.Kes di Jakarta, Rabu 24 September 2025.
Head of Cooperation with the Private Sector, BMZ, Mr Benjamin Knödler, mengatakan, pihaknya bangga dapat berkontribusi dalam kemitraan jangka panjang dan kegiatan knowledge sharing ini untuk memperkuat layanan kesehatan di Indonesia.
”ACTIVE 2.0 menjadi contoh kolaborasi dalam membangun layanan kanker yang tangguh dan berkualitas dapat dilakukan di seluruh kawasan Asia Tenggara,” kata dia.
Project Director ACTIVE 2.0, Paul Lee, mengatakan “ACTIVE 2.0 bertujuan membantu rumah sakit agar dapat menyediakan layanan kanker yang berkualitas melalui kegiatan pelatihan, pembangunan infrastruktur, dan perencanaan jangka panjang.
”Kami bangga dapat mendukung pengembangan teknologi radioterapi di Indonesia bersama dengan Kementerian Kesehatan dan berbagai rumah sakit,” kata dia.