Mau Resign Tapi Gagal Terus? Mungkin Ini 5 Alasan Kamu Belum Benar-Benar Siap
- Freepik
False Hope Syndrome adalah istilah dalam psikologi yang menggambarkan kecenderungan seseorang untuk menetapkan target yang tidak realistis, lalu kecewa, namun tetap mengulang pola yang sama. Setiap awal bulan kamu berjanji akan mulai cari kerja, perbaiki CV, atau bangun jaringan. Tapi akhirnya kamu kembali tenggelam dalam siklus pekerjaan yang menyita tenaga dan waktu.
Psikolog klinis dari University of Toronto, Dr. Janet Polivy menjelaskan bahwa ketika harapan tidak realistis, kita justru menciptakan lingkaran kegagalan yang memperkuat rasa tidak mampu. Jadi bukan hanya soal malas, tapi karena targetmu sendiri terlalu berat tanpa rencana yang konkret. Solusinya? Mulai dari langkah kecil yang konsisten.
3. Kamu Takut Identitas Diri Terguncang
Bekerja di satu tempat selama bertahun-tahun menciptakan keterikatan, bahkan dengan rasa sakitnya. Pekerjaanmu sekarang mungkin menyiksa, tapi juga jadi bagian dari siapa dirimu. “Kalau gue bukan bagian dari kantor ini, gue siapa?”
Profesor perilaku organisasi dari London Business School, Dr. Herminia Ibarra menyebut fenomena ini sebagai identity paralysis. Dalam artikelnya di Harvard Business Review, ia mengatakan bahwa banyak profesional menunda perubahan karier bukan karena takut pada pekerjaan baru, tapi karena takut kehilangan jati diri lama yang sudah mereka kenal. Refleksinya: Apakah kamu bertahan karena memang belum siap melepaskan versi dirimu yang lama?
4. Kamu Belum Mempersiapkan “Jalan Mundur” yang Aman
Keinginan resign bisa terasa seperti melompat tanpa parasut jika kamu belum memiliki dana darurat, belum ada tawaran pekerjaan lain, atau belum punya rencana cadangan. Otak manusia secara alamiah menolak ketidakpastian karena dianggap ancaman terhadap kelangsungan hidup. Menurut pakar neuroleadership David Rock, otak kita bereaksi terhadap ketidakpastian dengan cara yang sama seperti terhadap rasa sakit fisik. Itu sebabnya resign tanpa rencana bisa membuat kamu merasa lebih stres daripada bertahan di tempat yang tidak sehat. Solusinya? Mulai dari menata keuangan, menyiapkan skill baru, dan menjalin koneksi. Karena keberanian bukan soal nekat, tapi tentang kesiapan.