AI Prediksi Darah Tinggi Lewat Selfie? Cek Fakta Ini!

Ilustrasi Selfie bisa Prediksi Tekanan Darah
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Pernahkah Anda membayangkan cukup melihat wajah seseorang saja, kita bisa tahu tekanan darahnya tinggi atau tidak? Kedengarannya seperti adegan dari film fiksi ilmiah. Namun kini, perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin mendekatkan hal ini menjadi kenyataan. Bahkan, ada aplikasi yang mengklaim bisa memprediksi risiko hipertensi hanya dari selfie wajah Anda.

Kenapa Pria Lebih Cepat Meninggal daripada Wanita? Ini Jawaban Ilmiah dan Sosial yang Mengejutkan

Fenomena ini menjadi viral berkat filter-filter AI yang bisa 'menebak usia biologis', hingga memberi peringatan dini soal kesehatan. Namun, benarkah teknologi seperti ini bisa diandalkan? Apakah hanya gimmick belaka, atau ada dasar ilmiahnya? Artikel ini mengupas tuntas kebenaran di balik aplikasi cek hipertensi dari foto dengan tinjauan ilmiah dan pendapat pakar medis.

Apa Itu Teknologi Deteksi Hipertensi Lewat Foto?

Teknologi yang digunakan disebut Transdermal Optical Imaging (TOI). TOI bekerja dengan menangkap perubahan mikroskopis pada warna kulit wajah yang disebabkan oleh aliran darah di bawah permukaan kulit. Kamera smartphone biasa bisa digunakan untuk mengambil video wajah, lalu data tersebut dianalisis oleh algoritma AI untuk memprediksi tekanan darah.

Suka Berburu Jeroan dari Daging Kurban? Hati-Hati, Ini Efek Mengguncang Pasien Hipertensi dan Kolesterol!

Beberapa aplikasi bahkan mengklaim mampu memperkirakan tekanan darah sistolik dan diastolik hanya dalam hitungan detik. Teknologi ini didasarkan pada prinsip bahwa pembuluh darah wajah dapat mencerminkan kondisi kardiovaskular seseorang.

Salah satu penelitian penting yang mendasari teknologi ini diterbitkan dalam jurnal Circulation: Cardiovascular Imaging pada tahun 2019. Penelitian ini mengevaluasi kemampuan teknologi TOI dalam mengukur tekanan darah secara non-kontak melalui video wajah. Hasilnya menunjukkan bahwa TOI dapat memperkirakan tekanan darah dengan akurasi sekitar 95 persen dibandingkan metode cuff tradisional.

5 Bahaya Kesehatan Serius Jika Makan Daging Berlebihan Saat Idul Adha, Nomor 3 Mengejutkan!

Studi lain dari NuraLogix menggunakan aplikasi Anura yang telah divalidasi secara klinis sesuai dengan protokol ANSI/AAMI/ISO81060-2:2013. Penelitian oleh Yang pada tahun 2020 lalu menunjukkan bahwa Anura mampu mengukur tekanan darah dari citra wajah dengan hasil yang konsisten dan akurat.

Penelitian lanjutan yang dipresentasikan dalam American Heart Association Scientific Sessions 2024 juga menunjukkan bahwa AI dapat memprediksi tekanan darah dan risiko diabetes menggunakan rekaman wajah dan telapak tangan secara non-kontak.

Pendapat Ahli Kesehatan

Profesor di Michigan State University dan peneliti dalam bidang pengukuran tekanan darah tanpa kontak, Dr. Ramakrishna Mukkamala menyatakan bahwa meskipun teknologi ini menjanjikan, namun belum menggantikan metode pengukuran standar seperti sphygmomanometer.

"Kami melihat potensi besar dalam teknologi ini, terutama untuk skrining massal di negara berkembang atau daerah terpencil. Namun, pengguna harus memahami bahwa ini bukan alat diagnosis. Ini hanya alat prediktif awal," kata dia.

Sementara itu, ahli jantung di Cedars-Sinai Medical Center, Dr. Susan Cheng menambahkan bahwa AI membutuhkan basis data yang luas dan representatif dari berbagai kelompok etnis dan usia.

"Jika algoritma hanya dilatih dengan data dari kelompok tertentu, hasilnya bisa bias dan menyesatkan," kata dia.

Penjelasan Psikologis: Mengapa Orang Tertarik pada Teknologi Ini?

Secara psikologis, minat masyarakat terhadap aplikasi semacam ini sangat tinggi karena kombinasi rasa penasaran, kemudahan akses, dan efek instan dari teknologi digital. Orang cenderung lebih tertarik mencoba aplikasi kesehatan yang mudah digunakan dan berbasis visual, seperti selfie atau face scan.

Menurut psikolog klinis Dr. Lisa Firestone, kemudahan mendapatkan “hasil” tanpa harus ke rumah sakit memberi rasa kontrol yang semu. “Pengguna merasa mereka telah ‘memeriksa diri sendiri’ dan ini bisa memberi rasa tenang, meskipun belum tentu akurat,” katanya.

Meskipun terdengar futuristik, teknologi ini masih punya banyak keterbatasan. Faktor pencahayaan, warna kulit, make-up, dan gerakan wajah bisa memengaruhi hasil. Selain itu, AI masih kesulitan membaca variabel emosi, stres, atau kelelahan yang bisa memengaruhi tekanan darah sementara.

Beberapa aplikasi bahkan tidak menjelaskan bagaimana data Anda digunakan atau disimpan, menimbulkan kekhawatiran privasi.

Rekomendasi: Gunakan sebagai Alat Pendukung, Bukan Diagnosis Utama

Teknologi AI berbasis selfie bisa jadi alat bantu skrining awal, terutama untuk pengguna yang ingin tahu kondisi tubuh mereka secara cepat. Namun, tetap penting untuk memverifikasi hasilnya melalui pengukuran medis tradisional. Jika aplikasi menunjukkan hasil yang mencurigakan, segeralah konsultasi dengan tenaga medis profesional.

Teknologi deteksi hipertensi lewat selfie bukan lagi sekadar ide futuristik—ini sudah mulai diterapkan dan diuji secara ilmiah. Dengan studi dan validasi dari institusi ternama, potensinya cukup menjanjikan. Namun, penting untuk tidak serta-merta mempercayai hasilnya tanpa konfirmasi medis.

Jadi, jika Anda penasaran dan ingin mencoba aplikasi cek hipertensi dari foto, pastikan Anda menggunakannya secara bijak, mengetahui keterbatasannya, dan tidak mengandalkannya sebagai satu-satunya alat diagnosis.

Coba sekarang, tapi tetap konsultasikan dengan dokter. Wajah Anda bisa menyimpan lebih banyak informasi kesehatan dari yang Anda kira.