AI Prediksi Darah Tinggi Lewat Selfie? Cek Fakta Ini!
- Freepik
Secara psikologis, minat masyarakat terhadap aplikasi semacam ini sangat tinggi karena kombinasi rasa penasaran, kemudahan akses, dan efek instan dari teknologi digital. Orang cenderung lebih tertarik mencoba aplikasi kesehatan yang mudah digunakan dan berbasis visual, seperti selfie atau face scan.
Menurut psikolog klinis Dr. Lisa Firestone, kemudahan mendapatkan “hasil” tanpa harus ke rumah sakit memberi rasa kontrol yang semu. “Pengguna merasa mereka telah ‘memeriksa diri sendiri’ dan ini bisa memberi rasa tenang, meskipun belum tentu akurat,” katanya.
Meskipun terdengar futuristik, teknologi ini masih punya banyak keterbatasan. Faktor pencahayaan, warna kulit, make-up, dan gerakan wajah bisa memengaruhi hasil. Selain itu, AI masih kesulitan membaca variabel emosi, stres, atau kelelahan yang bisa memengaruhi tekanan darah sementara.
Beberapa aplikasi bahkan tidak menjelaskan bagaimana data Anda digunakan atau disimpan, menimbulkan kekhawatiran privasi.
Rekomendasi: Gunakan sebagai Alat Pendukung, Bukan Diagnosis Utama
Teknologi AI berbasis selfie bisa jadi alat bantu skrining awal, terutama untuk pengguna yang ingin tahu kondisi tubuh mereka secara cepat. Namun, tetap penting untuk memverifikasi hasilnya melalui pengukuran medis tradisional. Jika aplikasi menunjukkan hasil yang mencurigakan, segeralah konsultasi dengan tenaga medis profesional.
Teknologi deteksi hipertensi lewat selfie bukan lagi sekadar ide futuristik—ini sudah mulai diterapkan dan diuji secara ilmiah. Dengan studi dan validasi dari institusi ternama, potensinya cukup menjanjikan. Namun, penting untuk tidak serta-merta mempercayai hasilnya tanpa konfirmasi medis.