Bicara Lembut vs Tegas, Mana yang Lebih Disukai Pria?
- Freepik
Lifestyle –Dalam hubungan percintaan, banyak perempuan bertanya-tanya apakah pria lebih menyukai pasangan yang bicara lembut atau yang tegas? Apakah sikap ramah yang halus lebih menarik, atau justru komunikasi yang to the point dan percaya diri lebih dihargai?
Gaya berbicara memang lebih dari sekadar suara, ia mencerminkan kepribadian, niat, dan cara kita berhubungan dengan orang lain. Dalam relasi romantis, cara bicara ternyata bisa memengaruhi kenyamanan, daya tarik, bahkan umur panjang hubungan itu sendiri.
Dua Gaya Bicara yang Umum pada Perempuan
1. Gaya Bicara Lembut
Gaya ini sering ditandai dengan nada suara yang tenang, pilihan kata yang hati-hati, serta cara penyampaian yang sopan dan penuh empati. Perempuan dengan gaya bicara ini cenderung menghindari konfrontasi langsung dan lebih suka menyampaikan perasaan secara halus.
Citra yang sering melekat: penyayang, penyabar, penuh pengertian.
2. Gaya Bicara Tegas
Berbanding terbalik, gaya bicara tegas lebih lugas dan langsung. Perempuan yang berbicara tegas menunjukkan kepercayaan diri, tidak ragu menyampaikan pendapat, dan berani mengatakan tidak bila perlu. Nada bicaranya mantap, kadang terdengar dingin, tapi jelas.
Citra yang sering melekat: mandiri, rasional, berwibawa.
Bagaimana Pria Menanggapi Gaya Bicara Ini?
Tanggapan pria terhadap gaya bicara perempuan tidak bisa disamaratakan. Ada pria yang merasa nyaman dengan pasangan yang lembut karena memberi rasa tenang. Tapi ada pula yang justru merasa frustrasi karena sulit memahami maksud yang disampaikan secara tidak langsung.
Sebaliknya, perempuan yang berbicara tegas bisa mendapat respek karena dianggap tahu apa yang ia mau. Namun, tak sedikit juga pria yang merasa terintimidasi atau tersinggung oleh sikap yang terlalu dominan.
Untuk memahami ini lebih dalam, kita mengacu pada pendapat profesor linguistik dari Georgetown University dan penulis buku terkenal You Just Don’t Understand: Women and Men in Conversation, Dr. Deborah Tannen. Menurut Tannen, pria dan wanita memang sering memiliki ritual komunikasi yang berbeda.
“Laki-laki dan perempuan sering memiliki ritual percakapan yang berbeda. Apa yang terdengar sopan dan perhatian bagi satu pihak, bisa terdengar menghindar atau tidak jujur bagi pihak lain,” kata dia.
Dengan kata lain, perempuan yang berbicara lembut bisa terlihat tidak jelas atau kurang terus terang di mata pria. Sedangkan perempuan yang berbicara tegas mungkin dianggap tidak sensitif atau terlalu keras, padahal maksudnya hanya ingin jujur dan efisien.
Tujuan Bicara yang Berbeda
Tannen juga menggarisbawahi bahwa perbedaan ini berakar dari tujuan dasar dalam komunikasi:
- Laki-laki cenderung menggunakan komunikasi untuk menunjukkan status, kekuasaan, dan kemampuan mengontrol situasi.
- Perempuan lebih menggunakan komunikasi untuk membangun kedekatan, menunjukkan empati, dan menjaga keharmonisan.
Inilah sebabnya, perempuan sering berusaha ‘membungkus’ kritik dalam kalimat lembut agar tidak menyakiti hati. Tapi bagi pria, ini bisa membingungkan atau dianggap tidak terus terang. Sebaliknya, komunikasi yang terlalu lugas bisa menciptakan jarak emosional.
Apakah Lembut Berarti Lemah, dan Tegas Berarti Kasar?
Sayangnya, persepsi ini masih banyak ditemukan:
- Perempuan yang bicara lembut sering dianggap “kurang tegas”, bahkan “gampang dipermainkan”.
- Perempuan yang bicara tegas dianggap “galak”, “bikin takut”, atau bahkan “tidak feminin”.
Padahal menurut Tannen, ini adalah hasil dari miskomunikasi yang bisa diatasi dengan kesadaran dua arah. Dalam hubungan yang sehat, pasangan justru harus bisa saling menyesuaikan dan memahami makna di balik gaya bicara masing-masing.
Kombinasi Lembut dan Tegas: Gaya Bicara Ideal?
Studi dari Journal of Social and Personal Relationships (2013) menemukan bahwa pria cenderung tertarik pada perempuan yang mampu menunjukkan kehangatan dan kepercayaan diri sekaligus. Ini artinya, gaya bicara yang seimbang antara empati dan kejelasan cenderung lebih menarik dalam jangka panjang.
Contoh situasi:
- Saat pasangan sedang stres, gaya bicara lembut akan lebih menenangkan.
- Saat membuat keputusan bersama, komunikasi yang tegas dan logis bisa membantu prosesnya lebih cepat dan jelas.
Menyesuaikan Gaya Komunikasi Itu Perlu
Daripada bertanya lebih baik lembut atau tegas?, akan lebih bijak jika kita belajar menyesuaikan gaya bicara dengan situasi dan konteks, karakter pasangan, tujuan komunikasi yang ingin dicapai.
Perempuan yang bisa bersikap lembut tanpa kehilangan pendirian, dan tegas tanpa kehilangan empati, cenderung lebih dihargai bukan hanya oleh pasangan, tapi juga oleh orang lain di sekitarnya.
Gaya bicara memang berpengaruh dalam hubungan, tapi tidak ada satu cara yang selalu benar atau lebih baik. Hal terpenting adalah bagaimana kita membuat lawan bicara merasa didengar, dimengerti, dan dihargai entah itu lewat kelembutan, ketegasan, atau kombinasi keduanya.
Seperti yang dikatakan Dr. Deborah Tannen, memahami perbedaan dalam cara berbicara justru bisa menjadi jembatan menuju hubungan yang lebih sehat dan saling menghormati.
“Memahami bahwa kita berbicara dengan cara yang berbeda bukan untuk menyakiti, tapi karena latar belakang yang berbeda, bisa menyelamatkan hubungan dari kesalahpahaman yang tidak perlu,” kata dia.