Minum Cuka Apel Bisa Bikin Kurus? Ini Penjelasan Ilmiahnya!

Ilustrasi cuka apel
Sumber :
  • iStock

LifestyleCuka apel belakangan jadi tren di kalangan pencinta gaya hidup sehat. Banyak yang percaya, cukup dengan minum beberapa sendok cuka apel setiap hari, berat badan akan turun dengan sendirinya. Klaim ini tersebar luas di media sosial dan bahkan dipopulerkan oleh sejumlah selebritas dunia. Tapi, benarkah cuka apel bisa membantu menurunkan berat badan?

Minum Ini 30 Menit Sebelum Makan Siang, Berat Badan Bisa Lebih Terkontrol!

Untuk menjawabnya, kita akan mengupas bukti ilmiah di balik klaim ini, termasuk penelitian yang dilakukan oleh Dr. Carol Johnston, pakar dari Arizona State University yang telah lebih dari satu dekade meneliti efek cuka apel terhadap metabolisme tubuh.

Apa itu cuka apel dan kenapa dibilang bisa bikin kurus? Cuka apel dibuat dari sari apel yang difermentasi dua kali. Proses pertama mengubah gula menjadi alkohol, dan proses kedua mengubah alkohol menjadi asam asetat (acetic acid), senyawa aktif utama dalam cuka apel.

Jus Detoks untuk Diet Ternyata Bisa Membahayakan Tubuh? Ini Fakta Mengejutkannya!

Asam asetat inilah yang diduga memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk menurunkan kadar gula darah, menekan nafsu makan, dan mempercepat metabolisme lemak. Meski kandungan nutrisinya bukan yang utama (cuka apel hanya mengandung sedikit kalium dan antioksidan), efek metaboliknya yang jadi fokus penelitian.

Cara Cuka Apel Diduga Membantu Menurunkan Berat Badan

1. Menurunkan Gula Darah dan Respons Insulin

Salah satu manfaat paling konsisten dari cuka apel adalah kemampuannya menurunkan lonjakan gula darah setelah makan. Dalam beberapa studi yang dipimpin Dr. Carol Johnston, ditemukan bahwa konsumsi 1–2 sendok makan cuka apel sebelum makan tinggi karbohidrat dapat menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan.

Berat Badan Turun dalam Jumlah Banyak dalam Sebulan Pakai Cuka Apel? Begini Cara Aman Konsumsinya!

Menurut Johnston, cuka apel tampaknya memperlambat pencernaan karbohidrat, sehingga kadar gula darah tidak melonjak terlalu tinggi. Hal ini bisa membantu mengontrol nafsu makan dan mencegah rasa lapar yang cepat datang kembali.

Efek ini sangat penting bagi orang yang mengalami resistensi insulin atau memiliki kadar gula darah tidak stabil, yang kerap memicu ngemil berlebih dan penambahan berat badan.

2. Memberi Efek Kenyang Lebih Lama

Penelitian juga menunjukkan bahwa cuka apel dapat memperlambat pengosongan lambung. Ini artinya makanan yang dikonsumsi akan bertahan lebih lama di perut, sehingga memberikan rasa kenyang yang lebih tahan lama.

"Delayed gastric emptying contributes to appetite control. Ketika makanan lebih lama di perut, kita cenderung tidak cepat lapar,” kata Johnston dalam sebuah wawancara.

Efek ini membuat cuka apel dianggap bisa membantu seseorang makan lebih sedikit tanpa merasa kelaparan, yang tentu mendukung proses penurunan berat badan.

3. Menekan Nafsu Makan

Selain efek fisiologis, rasa asam kuat dari cuka apel juga diduga bisa mengurangi selera makan secara psikologis. Meskipun bukti ilmiahnya masih terbatas, beberapa peserta studi menyatakan mereka merasa cepat kenyang dan enggan mengonsumsi makanan berat setelah minum cuka apel.

Namun penting dicatat bahwa tidak semua orang mengalami efek ini, dan faktor rasa sangat subjektif.

4. Memicu Proses Pembakaran Lemak (Studi Pra-Klinis)

Dalam studi pada hewan, asam asetat ditemukan dapat meningkatkan ekspresi gen yang berperan dalam pembakaran lemak dan pengurangan lemak di hati. Meski hasil ini menjanjikan, sayangnya belum ada bukti kuat pada manusia yang menunjukkan efek yang sama secara signifikan.

Johnston menegaskan bahwa efek cuka apel pada metabolisme lemak manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Penelitian Lain Cuka Apel dan Penurunan Berat Badan

Selain itu, beberapa studi juga menunjukkan manfaat cuka apel dalam proses penurunan berat badan. Misalnya studi yang dilakukan di Jepang ada 2009 lalu. Penelitian ini melibatkan 175 orang obesitas yang diberi 1 atau 2 sendok makan cuka apel setiap hari selama 12 minggu.

Hasilnya cukup mengejutkan seperti berat badan peserta turun sekitar 1–2 kg, BMI menurun dan lingkar pinggang mengecil. Meski angka penurunannya terbilang kecil, hasil ini menunjukkan bahwa cuka apel berpotensi membantu penurunan berat badan ringan jika dikonsumsi rutin.

Sementara itu, dalam beberapa studi yang dipublikasikan oleh Arizona State University, Dr. Johnston dan timnya menemukan bahwa peserta dengan resistensi insulin mengalami penurunan kadar glukosa darah puasa setelah konsumsi cuka apel selama beberapa minggu.

Cuka apel membantu memperbaiki respon insulin setelah makan tinggi karbohidrat. Efek ini berkontribusi dalam mengontrol rasa lapar dan membantu menjaga berat badan dalam jangka panjang.

Ada pula penelitian sebuah meta-analisis terhadap 9 studi klinis menemukan bahwa cuka apel memang memberikan efek penurunan berat badan yang kecil namun signifikan, terutama jika dikombinasikan dengan pola makan sehat.

Efek Samping: Cuka Apel Bukan Tanpa Risiko

Meski tampak alami dan sehat, konsumsi cuka apel tetap perlu dilakukan dengan hati-hati. Berikut beberapa efek samping yang bisa terjadi:

  • Iritasi lambung: Kandungan asam asetat cukup keras bagi penderita maag atau GERD.
  • Kerusakan enamel gigi: Jika dikonsumsi langsung tanpa dilarutkan, cuka apel bisa merusak lapisan pelindung gigi.
  • Gangguan elektrolit: Konsumsi berlebihan dalam jangka panjang bisa memengaruhi kadar kalium dalam tubuh.


"Cuka apel sebaiknya digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti pola makan sehat dan olahraga," kata Johnston mengingatkan.

Cara Aman Konsumsi Cuka Apel untuk Diet

Agar mendapat manfaatnya tanpa terkena risikonya, berikut panduan aman mengonsumsi cuka apel:

Dosis Aman:

  • 1–2 sendok makan (15–30 ml) per hari.

Cara Minum:

  • Larutkan dalam segelas air (200 ml).
  • Bisa ditambahkan madu atau lemon untuk rasa yang lebih ramah.

Waktu Terbaik:

  • Sebelum makan besar, terutama yang tinggi karbohidrat.

Hindari:

  • Konsumsi langsung dari sendok.
  • Konsumsi dalam kondisi perut kosong penuh tanpa pengenceran.
  • Minum sebelum tidur (bisa mengiritasi lambung).

Catatan Tambahan:

  • Gunakan sedotan untuk mencegah kerusakan gigi.
  • Tidak disarankan untuk ibu hamil, penderita maag berat, atau pengguna obat tertentu tanpa konsultasi dokter.