Mata Rusak karena Ponsel, Benarkah Terlalu Sering Tatap Ponsel Bisa Bikin Buta?

Anak-anak bermain gadget
Sumber :
  • Freepik

Lifestyle –Di era serba digital ini, hampir semua aktivitas kita melibatkan layar mulai dari bekerja, belajar, hingga hiburan. Kita menatap ponsel saat bangun tidur, menatap laptop sepanjang hari kerja, lalu kembali ke ponsel menjelang tidur. Tak heran jika muncul pertanyaan Apakah terlalu sering menatap layar bisa membuat mata rusak, bahkan buta?

Pandangan Mulai Buram Saat Kerja? Hati-hati Bisa Jadi Masalah Serius

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Banyak orang mengalami gejala seperti mata buram, pegal, atau bahkan pusing setelah menatap layar terlalu lama. Namun, apakah ini berarti kita berisiko kehilangan penglihatan?

Menurut juru bicara American Academy of Ophthalmology (AAO) dan dokter spesialis mata, Dr. Rahul Khurana, jawabannya tidak sesederhana itu.

Sakit Kepala Tiap Pulang Kerja? Ini 5 Penyebab yang Sering Nggak Disadari

“Menatap layar tidak menyebabkan kebutaan permanen, tapi bisa memicu gejala serius jika tidak disikapi dengan bijak,” jelasnya.

Berikut penjelasan lengkapnya.

Hati-Hati! Jerawat di Sekitar Mata Bisa Picu Kebutaan Jika Dipencet

Pertama mari pahami apa itu Digital Eye Strain atau Computer Vision Syndrome. Digital Eye Strain atau Computer Vision Syndrome (CVS) adalah istilah medis untuk kelelahan mata yang terjadi akibat penggunaan layar digital dalam waktu lama. Ini bukan penyakit, tapi serangkaian gejala yang sangat umum di era modern.

Gejalanya antara lain mata terasa kering atau berair, pandangan buram sesaat. Kemudian mata terasa terbakar, perih, atau seolah ada pasir. Ada juga rasa nyeri kepala, terutama di daerah sekitar mata, hingga sulit fokus setelah menatap layar terlalu lama.

Penyebab utamanya bukan karena teknologi layar terlalu canggih atau terlalu terang, melainkan durasi menatap layar yang tidak diselingi istirahat serta postur tubuh yang salah saat menggunakan perangkat.

"Masalah utama dari layar bukan sinarnya, tapi cara kita menggunakannya jarang berkedip, duduk terlalu dekat, atau menatap terlalu lama tanpa jeda," kata Dr. Khurana menambahkan.

Benarkah Blue Light Bisa Merusak Retina dan Sebabkan Buta?

Salah satu hal yang paling sering dituduhkan sebagai penyebab rusaknya mata karena layar adalah blue light atau cahaya biru. Cahaya ini memiliki panjang gelombang pendek dan energi tinggi, yang juga dipancarkan oleh layar ponsel, tablet, komputer, dan televisi.

Beberapa tahun terakhir, muncul banyak kekhawatiran bahwa blue light dari layar bisa merusak retina, bahkan memicu degenerasi makula, penyebab umum kebutaan pada lansia.

Namun menurut Dr. Khurana dan AAO, tidak ada bukti ilmiah kuat bahwa blue light dari layar digital menyebabkan kerusakan retina atau kebutaan.

"Blue light dari layar digital sangat kecil dibanding cahaya biru dari sinar matahari. Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa ini bisa menyebabkan kebutaan," tegasnya.

Meskipun begitu, cahaya biru tetap bisa mengganggu siklus tidur, karena menekan produksi melatonin. Inilah mengapa disarankan untuk tidak menatap layar menjelang tidur. 

Siapa yang Lebih Rentan Mengalami Gangguan Mata karena Layar?

Meskipun layar tidak menyebabkan kebutaan langsung, ada beberapa kelompok yang lebih rentan mengalami gangguan penglihatan akibat penggunaannya:

1. Anak-anak dan remaja

Layar biasanya dipegang terlalu dekat dengan mata, dan mereka cenderung tidak sadar durasi pemakaian.

2. Pekerja kantoran

Mereka bisa menatap layar 8–10 jam sehari tanpa diselingi jeda yang cukup.

3. Pengguna ponsel di ruangan gelap

Kontras tinggi antara layar dan lingkungan sekitar membuat mata lebih tegang.

4. Orang dengan masalah mata bawaan

Seperti mata kering kronis, glaukoma, atau retina sensitif. Layar bisa memperburuk kondisi tersebut.

Namun sekali lagi, bukan berarti layar menyebabkan kebutaan, melainkan memperparah keluhan visual yang sudah ada, terutama jika digunakan dengan cara yang salah.

Setelah membahas secara detail, Khurana menjelaskan bahwa terlalu sering menatap layar ponsel tidak secara langsung menyebabkan kebutaan permanen. Namun bisa menimbulkan keluhan serius jika:

  • Digunakan dalam waktu lama tanpa istirahat
  • Tidak disertai kebiasaan menjaga kesehatan mata
  • Menyebabkan ketegangan mata kronis yang memperburuk kualitas hidup

"Hal yang berbahaya bukan layarnya, tapi kebiasaan buruk saat menatap layar seperti tanpa jeda, tanpa berkedip, posisi salah, dan pencahayaan buruk,” ujar  Khurana.

Jadi, selama kamu menjaga waktu pemakaian dan memperhatikan kenyamanan mata, layar tidak akan menyebabkan kerusakan permanen.

Tips Aman Menatap Layar Agar Mata Tetap Sehat

Agar aktivitas digital tidak berujung pada keluhan mata terus-menerus, berikut beberapa tips aman dari Dr. Khurana dan AAO:

1. Terapkan Aturan 20-20-20

Setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (6 meter) selama 20 detik. Ini memberi jeda bagi mata untuk beristirahat.

2. Gunakan Mode Malam atau Filter Blue Light

Mode malam mengurangi cahaya biru dan membuat layar lebih nyaman dilihat terutama malam hari.

3. Sering Berkedip

Saat menatap layar, kita cenderung berkedip lebih sedikit. Berkedip menjaga mata tetap lembap dan mencegah kering.

4. Perhatikan Pencahayaan Ruangan

Jangan gunakan layar di ruangan yang terlalu gelap. Pastikan ada cahaya sekitar yang cukup agar mata tidak bekerja terlalu keras.

5. Atur Posisi Layar

Letakkan layar pada jarak 40–75 cm dari mata, sedikit di bawah pandangan mata (sekitar 15–20 derajat).

6. Gunakan Air Mata Buatan Jika Perlu

Jika kamu sering merasa mata kering, gunakan tetes mata non-obat untuk membantu melembapkan.

Kapan Harus ke Dokter Mata?

Segera periksakan diri jika mengalami:

  • Penglihatan buram yang tidak hilang setelah istirahat
  • Sakit kepala hebat setelah menatap layar
  • Mata perih, merah, atau terasa seperti terbakar
  • Sulit fokus, atau merasa mata terus menerus lelah

Dr. Khurana menyarankan pemeriksaan mata rutin setahun sekali, terutama bagi yang menggunakan layar lebih dari 4–5 jam per hari.